Gila. Aresha langsung panik mendengar itu, ia segera turun dari kasur dan kembali memasang kunci di pintu kamar, agar Dehaan tidak bisa membuka pintu.
Bukannya kenapa, tapi Dehaan yang mabuk adalah Dehaan yang harus dihindari. Aresha kembali mendekatkan ponselnya ke telinga, lalu tersenyum puas.
"Pintunya udah gue kunci!" kata Aresha senang, cewek itu mematikan ponselnya, Dehaan benar-benar mabuk. Dan sebaiknya ia harus tidur sekarang. Entah kenapa keadaan ini membuat Aresha cemas, Dehaan seperti psikopat. Aresha menutup dirinya dengan selimut lalu segera tidur.
--
Ini sudah pagi dan Aresha bersyukur saat terbangun ia melihat pintu yang masih terkunci, dengan kunci yang menggantung di pintu itu. Ia menghela nafas lega, lalu segera keluar. Ini hari minggu, jadi mereka tidak sekolah.
Aresha pergi ke kamar sebelah, pintu kamar itu terbuka begitu saja. Dan Aresha mengintip ke dalam. Dehaan tengah tidur di ranjang. Karena ini sudah pagi, Dehaan tidak akan menyeramkan seperti kemarin.
Aresha masuk ke kamar itu dan menatap wajah Dehaan. Kalau dilihat-lihat cowok itu ganteng juga. "DEHAAN!" teriak Aresha di telinga Dehaan.
Cowok itu tersentak, langsung membuka matanya. Ia menatap kaget pada Aresha, sementara cewek itu hanya tertawa puas. Ia mengambil bantal di samping Dehaan dan memukulkannya ke wajah cowok itu.
"Bangun! Bangun! Kalau molor mulu nanti gantengnya hilang loh." Aresha membangunkan Dehaan.
"Lo kenapa sih, Sha? Gue ngantuk ini," kata Dehaan semakin menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Dehaan!" panggil Aresha. Tidak ada jawaban. "Dehaan, banguun! Lo harus bersihin ruang tengah!" kata Aresha mendorong-dorong tubuh Dehaan.
Dehaan berdecak kesal, lalu segera duduk, tapi ia menutupi tubuhnya dengan selimut. Dan Aresha tak sengaja melihat punggung Dehaan. Sialan! Dia tidak pakai baju.
Ia menatap dalam pada Aresha, membuat Aresha terdiam, cewek itu hanya menunjukan senyumannya. Dan itu membuat Dehaan mendenguskan tawanya.
Dehaan mengambil kaosnya dan memakainya di hadapan Aresha. Membuat senyuman di wajah Aresha menghilang, digantikan dengan rona merah di wajahnya.
"Oke, gue ke kamar sebelah dulu. Nanti lo bersihin ruang tengah!" kata Aresha, turun dari ranjang dan segera berlari ke luar.
Dehaan tersenyum, lalu mengambil ponsel, dan kuncinya. Ia segera keluar, dan merasa sedikit terkejut dengan banyaknya sampah di ruang tengah itu.
Segera Dehaan mengambil semua sampah itu dan memasukannya ke tempat sampah. Ia juga menyapu beberapa puntung rokok di lantai. Dan membereskan semuanya.
Kemudian Dehaan duduk di sofa, dan melihat ponselnya. Ada pesan dari Reza.
Gimana?
Jadi nggak
sama Aresha?Gue kan udah bilang kemarin,
gue nggak mauYa, kali aja
lo berubah fikiran.Nggak.
Yang benar saja, ia tak mungkin melakukannya. Dan selain itu, sepertinya hubungan mereka akan berjalan lebih baik tanpa semua itu. Dehaan berjalan pelan menuju kamar sembari melihat sekeliling apartemennya itu.
"Wah, udah bersih ya." Aresha berucap, berdiri di depan pintu kamar.
Itu dia orangnya. Dehaan tersenyum bangga menunjukan ruanh tengah yang sudah ia bersihkan. "Udah dong," Dehaan hendak melangkah masuk ke kamar, tapi Aresha menghalangi jalannya dengan malah berdiri di depan pintu, sambil menatapnya.
"Ngapain lo masih diem disini? Gue mau masuk," kata Dehaan dengan sengaja mendekatkan wajahnya pada Aresha.
Cewek itu mengerjapkan matanya kemudian bergeser. "Eh, iya." Aresha berucap kemudian masuk ke kamar. Cowok itu ikut masuk sebentar untuk mengambil pakaian sebelum memilih untuk mandi di kamar mandi lainnya.
Aresha mengambil waktu beberapa menit untuk mandi, kemudian kembali duduk di sofa. Ternyata Dehaan juga sudah berada di sana, tengah duduk sembari melihat kunci motornya.
Aresha ikut duduk di sebelah Dehaan, dan melihat kunci motor yang Dehaan perhatikan.
"Kenapa ngeliatin kunci?" Tanya Aresha.
"Nggak, bosen aja," jawab Dehaan meletakkan kuncinya di dalam saku, kemudian menoleh pada Aresha.
Cewek itu tersenyum, kemudian Dehaan menunjukan ponselnya pada Aresha. Menunjukan game online yang ia mainkan. Aresha menautkan alisnya.
"Gimana cara mainnya?" Tanya Aresha.
"Gampang, tinggal main gitu aja," jawab Dehaan. Aresha terlihat bingung saat Dehaan yang menembaki seseorang di permainkan itu.
"Lo suka main ini?" Tanya Aresha.
"Suka banget, Sha. Serius. Download deh," kata Dehaan. Kemudian melanjutkan permainannya. Aresha mengambil ponselnya yang ada di kamar. Kemudian duduk di samping Dehaan.
"Apa namanya? Gue mau download," kata Aresha. Dehaan menghentikan permainannya kemudian mengambil ponsel Aresha, mengunduh permainan itu untuk Aresha.
"Asik banget kalau lo download ini, kita bisa mabar gitu ya kan?" Kata Dehaan. Aresha mendenguskan rasanya kemudian mengangguk.
Kemudian Dehaan melakukan sesuatu dengan permainan itu, Aresha masih tidak mengerti. Hingga kemudian Dehaan memberikan ponselnya pada Aresha, ia mengangkat alisnya pada Aresha.
"Yuk, main."
Aresha mengambil ponselnya, kemudian ikut bermain bersama Dehaan. Aresha sepertinya mulai menyukai permainan ini. Dan itu tidak sesulit yang Aresha pikirkan.
"Sha, mundur Sha!" Ucap Dehaan. Aresha segera mundur, Berlindung di dalam rumah di permainan itu, sementara Dehaan menembaki musuh.
Dehaan berseru senang kemudian Aresha tertawa, permainan ini menyenangkan. Dan Aresha sudah mulai paham dengan permainan ini. Kemudian mereka menghabiskan waktu dengan bermain permainan online itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Live With A BadBoy 2✔️ [sudah terbit]
Ficção Adolescente[sudah diterbitkan oleh Momentous Publisher tanggal 25 Maret 2021] [Beberapa Part sudah dihapus] Penulis : Ohdaraa (darainbxws) p.s : Cerita ini hanya fiktif belaka dari imajinasiku. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu...