51. Playboy Tale

894 150 32
                                    

"Kita mau terima dia kak?",

"why not?"

"Kak Janet tau kan? Dia itu terkenal suka mainin cewek, dia juga-"

"Kerjanya bagus selama jadi evapro, kritis, profesional"

"Nanti kalo misalkan banyak mahasiswa yang gak suka kabinetnya Kak Janet, gara-gara dia, gimana?"

"Selalu ada jalan untuk memperbaiki nama yang rusak"

"Selalu ada jalan untuk memperbaiki nama yang rusak"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cup!

"Ih, jangan cium-cium", sang gadis menjauhkan wajahnya yang sudah dikecup pipinya entah yang keberapa kalinya saat ini. Sedangkan sang pelaku masih saja mencoba untuk memberi kecupan lagi.

"cantik, sih", pria itu masih memandang manis ke arah perempuan yang masih duduk di kursi penumpang mobilnya.

"uda urusin berkasnya dulu, kamu mau masuk BEM apa enggak itu, hari ini wawancara terakhir lho", jawab Sasa sambil berusaha merapikan berkas untuk pendaftaran anggota BEM yang akan dipakai oleh kekasihnya.

"ntar dulu ah, sugar, aku mau sama kamu dulu buat hari ini", jawabnya kemudian mengecup punggung tangan kekasihnya yang hanya terkekeh melihat perilakunya.

Sasa hanya terkekeh. Sudah terlalu sering melihat kekasihnya yang manja dan selalu menempel padanya. Entah apa yang pria itu pikirkan, hingga berperilaku seperti akan mati jika tidak melihat kekasihnya di depan mata.

"Toni, kamu seriusan mau masuk ke BEM?", jawab Sasa kembali menjadi ragu.

"Iya, kenapa?", tanya Toni balik. Sang pria kemudian mulai menjalankan mobilnya.

"Enggak sih, hanya aja... kamu kenal calonnya?", tanyanya. Toni kembali mengangguk.

"Kenal dong, Janet kan satu UKM sama kamu, aku juga kenal Janet waktu panitia tahun lalu", jawab Toni penuh percaya diri.

"Kalo kamu gak yakin, gak usah dilanjut aja Ton, BEM berat lho"

"Lebih berat memperbaiki masa depan kita, sayang, kalo dari kuliah gak kerja keras", jawabnya lagi. Sasa pun hanya menghembuskan nafasnya, tanda dirinya tidak mau ikut lagi berdebat akan keputusan yang dibuat oleh kekasihnya.

Toni memberhentikan mobilnya di lampu merah, dirinya memandang ke arah sang kekasih yang masih diam sejak perdebatan terakhir mereka. Tangannya terulur ke rambut Sasa, kemudian mengusapnya lembut, berusaha menenangkan amarah kekasihnya.

"Gak papa, kita masih bisa main kok, meskipun aku jadi anggota BEM"

"Gak papa, kita masih bisa main kok, meskipun aku jadi anggota BEM"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Story of BEMU 2018/2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang