Tak Sengaja Terpukul!

14 2 3
                                    

Suatu sore yang tenang, adik-adik Saffa bergegas pergi ke TPA untuk mengaji. Meski selama ini mereka bandel, mereka lebih takut dengan siksa neraka. Melihat isi buku bertema siksaan neraka plus dengan gambar-gambarnya saja mereka sudah bergidik ketakutan. Apalagi benar-benar dilempar ke sana nantinya.

Hari ini, selain mengaji bersama, mereka juga mengadakan acara buka puasa bersama di masjid. Saffa adalah salah satu pengurus TPA adik-adiknya, jadi dia akan ada di sana menjelang maghrib nanti untuk mempersiapkan takjil.

Michel dan Satya berjalan santai sambil mengobrol ke masjid. Mereka mendekap Al Qur'an masing-masing hingga kalau dilihat sudah nampak seperti bocah pondok yang kalem dan penuh sopan santun. Peci hitam menutupi rambut mereka, tak lupa sarung motif kotak-kotak beda warna-yang satu hijau, yang satunya biru-juga dipakai dengan rapi.

Tapi bro, jangan menilai orang dari luarnya saja.

Setelah melewati perjalan panjang, mereka berdua sampai di masjid. Banyak anak-anak bermain di halaman. Mereka memutuskan untuk masuk dan meletakkan alquran, lalu berwudhu sebelum mengaji. Tatia dan Elza juga belum datang, sih.

Baru saja Michel dan Satya keluar dari masjid, sudah ada Elza dan Tatia yang datang menggunakan sepeda mereka. Setelah berbicara sebentar, Satya dan Michel kembali ke tujuan awal, yaitu pergi ke tempat wudhu.

Waktu mereka berdua memasuki tempat wudhu, ada tiga orang pemuda yang tengah tidur-tidur santai di pojokan ruangan. Kalau dari seragamnya, sudah pasti kakak-kakak itu berasal dari SMA seberang. Saking sunyi nya, suara cecak pun terdengar lebih nyaring.

Ah, iya. Melihat cecak berwarna cokelat itu, mereka jadi punya ide bagus. Satya lalu menangkap cecak itu, menggenggamnya kuat kuat, lalu mengendap-endap menuju arah kakak-kakak yang tengah tertidur itu.

Tepat di atas mulut salah satu kakak yang ternganga karena mengorok, Satya menjatuhkan cecak malang itu yang tentu langsung tepat sasaran, masuk ke dalam blackhole berbau jengkol.

Sebelum kakak itu terbangun, mereka sudah berlagak wudhu seperti anak-anak pondok yang alim dan sopan.

Benar saja, tak lama kakak tadi terbatuk keras dan berteriak kaget melihat ada cecak yang keluar dari mulutnya. Kedua temannya sampai terbangun mendengar jeritan tadi. Kakak itu berteriak kegelian dan menatap ke sekeliling.

Sedangkan, Michel dan Satya tetap sok wudhu dengan khusyuk sambil memasang ekspresi yang seakan-akan ingin bicara, gua ngga tau, tadi jatoh dari langit terus kecemplung ke dalam mulut abang.

Akhirnya, kakak yang kemasukan cecak tadi mengajak teman-temannya pergi dari sini. Selesai wudhu, Michel dan Satya tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha, kita kerjain tadi awowkowk:v" seru Michel sambil memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

"Makanya, kalau mau bolos jangan ke masjid, mendingan pada sholat taubat deh, bang!" ujar Satya yang mencoba menggurui para kanak-kanak SMA tadi.

Setelah puas tertawa, Satya melihat ke arah kepala Michel, lalu berkata, "Chel, diem dulu, chel!"

Michel refleks berdiri seperti patung, lalu bertanya, "ada apaan?"

Pertanyaan Michel dihiraukan, Satya sudah mempersiapkan tangannya dengan pose ingin menampar orang. Michel tak berani berkata apa-apa hingga keringat dingin.

PLAK!

"AAAAAAAA!!!"

***

Sementara itu, Tatia dan Elza sedang duduk di teras masjid sambil menggambar kaligrafi, lumayan untuk menunggu waktu berbuka puasa. Karena mbak Saffa belum datang juga, mereka jadi ingin bergosip.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Are Weirdos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang