12ㅡdaily things

2.4K 437 60
                                    

Setidaknya Mingyu bisa lega sekarang.

Cermin besar aneh yang ditemukan oleh Umji beberapa hari yang lalu akhirnya diamankan oleh pihak sekolah. Mereka membawanya ke ruangan lain dan menyegelnya. Tidak boleh ada lagi siswa-siswi lain yang melihat dan menyadari keberadaan mirror of erised itu.

Nampaknya Umji sudah melupakan cermin itu, buktinya ia sekarang tengah berbicara sambil sesekali tertawa bersama Arin, Sanha, dan Haechan di courtyard. Teman-teman Umji berada dua tingkatan di bawah Umji dan mereka benar-benar berisik, cukup berbeda dari karakter Umji yang sedikit diam dan tidak berbicara nyaring. Tapi setidaknya dengan begitu Umji tidak kesepian karena punya teman-teman menyenangkan seperti mereka.

Eh tapi, teman-teman Umji semuanya memang benar-benar berisik.

"KAK UMJIIII! KAU KALAH HAHAHAHA! SINII MANA PERMEN COKELAT TARUHANMU HAHAHAHA!!!"

si anak laki-laki dengan kulit sedikit lebih gelap tersenyum lebar sambil berujar dengan suara nyaring. Sangat nyaring.

"ini! ini! tapi jangan yang iniㅡastaga, sudah kubilang jangan ambil cokelat warna pink, Haechan!!" seru Umji, lalu menarik kembali dua bungkus cokelatnya dari Haechan.

"ooh, yang itu namanya Haechan, adik kelas ternyata?"

Mingyu masih memerhatikan adiknya dan teman-teman adiknya dari kejauhan. Si gadis dengan wajah imut dan eye-smile itu namanya Arin, sedangkan laki-laki bertubuh jangkung di sampingnya itu namanya Sanha. Keduanya juga tak kalah ribut dari Haechan.

Hal terbaik yang bisa ia lihat selain mendapati adiknya punya banyak teman baik adalah Umji yang tertawa lepas.

yah, syukurlah.

"Umji sudah baik-baik saja. Jangan khawatir, ia gadis hebat, ia tidak akan memikirkan soal cermin itu lagi,"

Mingyu dikejutkan oleh kehadiran Eunha yang tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang. Kapan dia disini??

"Sejak kapan kau di belakangku?" tanya Mingyu pada gadis mungil yang sudah berjalan berdampingan dengannya itu.

"Sejak tadi. Kau terlalu sibuk melamun," Jawab Eunha sambil terkekeh pelan, "mau ikut tidak?"

"Kemana?"

"Ke great hall. Teman-teman sedang berkumpul disana," ujar Eunha, menunjuk ke arah great hall dengan ibu jarinya.

Mingyu mengangguk, "Baiklah,"

Keduanya berjalan menuju great hall dan benar kata Eunha. Ada banyak kawan-kawannya yang tengah berkumpul di meja panjang itu. Ada Seokmin, Soonyoung, Yuna, Jiho, Chaeyeon, Yerin dan Vernon. Mingyu bahkan bisa mendengar suara tawa Seokmin yang menggelegar dari depan gerbang great hall. Dasar penyihir toa.

"Seok, mulutmu terbuka lebar sekali. Menyeramkan, kau tahu?" Mingyu mengambil tempat disamping Seokmin, lalu menyapa seluruh temannya, "Oh, hai semuanya"

Semuanya menyapa balik Mingyu, kecuali Yuna yang hanya melirik sekilas ke arah pria itu. Sepertinya Yuna sedang dalam mood yang tidak baik.

"Tidak, aku menertawakan Yuna. Saat pelajaran Prof. Lupin tadi ia membayangkan boggart sebagai monyet. Ya ampun ia takut terhadap dirinya sendiri ternyata! hahahahaha!! " gelak Seokmin dan kembali dihadiahi pukulan berapi menyakitkan dari Yuna.

"Kau suka dipukuli hingga babak belur ternyata ya," Yuna mendengus kesal, lalu beralih mencubit perut Seokmin.

"aAAA A A Ssakiitt," Seokmin mengaduh, menatap Yuna dengan tatapan memelas. Sayangnya, Yuna malah memperkuat cubitannya.

houses • hogwarts lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang