Story 10. Sadist (part 01)

707 37 18
                                    

Akhir-akhir ini aku merasa ada yang berubah dari diriku, apa ya?
.
.
.
.
.
.
.
.

Warning!!!

OOC, romance, comedy, gintama 3z class, rated T (semoga saja) dan lainnya kuserahkan kalian yang menilai <3

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam ini malam terakhir kami sebagai siswa kelas 3 di Gintama Highschool, besok adalah hari kelulusan kami. Dan mungkin akan menjadi hari terakhir dimana aku bisa bercengkarama dan bertengkar ria dengan Si Sadist itu. Ini benar-benar terasa menyesakkan ketika aku memikirkannya, aku tidak mengerti kenapa.

"Kenapa kau belum pulang?"

Terdengar suara yang khas selalu menyapa dan menggangguku selama kehidupanku di sekolah. Aku bersikap dingin ketika suara sadist itu tiba-tiba terdengar di ujung pintu luar ruang klub softball, aku berada di ruang klub softball yang mana diriku masih melihat-lihat berbagai kenangan yang pernah kubuat di dalam ruangan ini.

Aku tidak ingin menjawab pertanyaan bodoh yang sudah jelas ia tahu jawabannya. Terlihat dari senyum sinisnya yang sok keren itu.
Diriku masih ingin di sini kenapa dia menanyakan hal itu? Dasar sadist bodoh.

"Kau masih ingin berada disekolah ini?"

Iya, dengan begitu aku akan terus bersamamu.

Ah apa yang kupikirkan sih? Kuharap aku bisa mengatakan itu.

Namun hatiku tak sependapat dengan tubuhku, aku menggelengkan kepala dan tanpa sadar memperlihatkan senyuman pahit. Mungkin karena aku mulai mengingat betapa beratnya meninggalkan sekolah ini.

"Kau sendiri bagaimana? Bukankah sekolah itu menyenangkan?"

Ah... Kenapa aku menanyakan sesuatu hal yang kekanakan seperti itu. Dasar aku.

Kudengar si sadist terkekeh setelah mendengar pertanyaanku, sebenarnya aku sangat malu untuk menanyakan itu– maksudku aku tidak sengaja mengatakan itu lho, kalimat itu tiba-tiba keluar dari mulutku tanpa kusadari.

Sial...

Terlihat Sougo mulai menampakkan senyumannya yang jarang ia munculkan. Aku saja mengira ini adalah mimpi melihat sadist itu tersenyum, seperti bukan dirinya saja.

"Iya sangat menyenangkan, terima kasih telah hadir dalam kehidupan sekolahku selama tiga tahun ini Kagura... Aku senang"

Huh? Apa-apaan jawabannya itu?

***

Kagura terheran(banget) mendengar ucapan selamat(?) kelulusan dari sadist yang bermarga Okita itu. Tentu saja itu bukan seperti dirinya yang biasa. Yang Kagura kenal dari Sougo adalah sifat sadistnya dan suka mempermainkan perempuan sembarangan.

Termasuk dirinya yang selalu coret/digoda/coret— Diganggu oleh surai pasir itu.

Kagura mulai waspada dengan Sougo, itu terlihat dari posisi tubuhnya yang bersiap melompat ataupun berlari keluar jendela kapan saja. Hanya untuk persiapan saja.

Sougo mendesah pelan dengan wajahnya yang terlihat sedikit kecewa,
"Kenapa kau bertingkah aneh seperti itu? Apakah aku terlihat bukan seperti diriku jika aku mengatakan hal romantis seperti ini?"

Kagura mengangguk cepat, membenarkan pertanyaan bodoh yang diajukan sadist itu.

Sougo hanya menunjukkan poker facenya.
Namun untuk saat ini ia menahannya dan hanya mengumpat dalam hati kecilnya.

25 Kisah Okita Dan Kagura💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang