Waktu itu, ketika sahabatnya menjenguk dengan sambutan yang begitu ceria dan dapat membuat hatinya bahagia juga merasakan kasih sayang yang sudah seperti keluarga. Sungguh, mereka itu sudah seperti keluarga, lebih baik dari kata sahabat, seolah hingga mati pun mereka akan menemani, selalu bersama-sama.
Ini pertama kali sahabatnya menjenguknya saat 2 hari yang lalu dia sakit. Itu artinya para sahabatnya sudah menghampiri kelasnya untuk bertanya tentang dirinya dan berarti juga mereka sudah membaca surat rumah sakit dan mengetahui tanpa yoongi harus memberitahu mereka. Hal itu memang membuat yoongi sedikit terkejut walau tahu sebenarnya memang dirinya akan terkejut.
Tapi ada yang janggal ketika para sahabatnya pulang lebih awal dengan meninggalkan suara yang terdengar resah juga wajah yang sedikit muram saat pergi. Dan juga, mereka pergi setelah kekasihnya meminta mereka mengikutinya.
Apa yang sebenarnya terjadi? Untung min yoongi cepat tanggap, dia curiga kalau kekasihnya memberitahu tentang penyakitnya dan dia juga curiga kalau kekasihnya itu akan menyalahkan sahabat-sahabatnya. Ntah mengapa kim ara itu seperti tidak percaya pada sahabat-sahabatnya yoongi.
"Ara?!"
"Huhh, ada apa oppa?"
"Kamu memberitahunya?"
"Tidak."
"Ara kamu berbohong, kamu tidak bisa membohongiku kim ara. Kamu tau kan?" Yoongi menjawab setelah memandangi kekasihnya itu yang menggigit bibir bawahnya.
"Oppa, biarkan saja, mereka memang harus membuktikan kesetiannya padamu, mereka tak boleh seenaknya memerlakukan mu dan aku tak mau saat kamu dalam susah dan butuh mereka, mereka malah tak ada disampingmu." Ara menarik nafasnya.
"Tapi ara, kamu tau kan aku tak su--"
"Oppa! Sudahlah, aku tak mau kamu kesakitan sendirian! Kamu harus menerima keputusan ku untuk sekali saja. Oppa kamu tau, aku mungkin tidak terlalu perca--"
"Kim ara cukup! Ka-- arghh. Aku tidak mau kamu begini lagi, kamu tidak memikirkan perasaanku?"
Sebelum kekasihnya menjawab, yoongi turun dari ranjang, melepaskan paksa segala hal yang terpasang dalam dirinya, lalu berjalan ke luar tanpa memakai sandal atau mantel. Padahal cuaca diluar sedang turun salju, manalagi perban yang membungkus kepalanya itu baru saja terpasang kemarin setelah melakukan operasi.
Sebelum dirinya benar-benar pergi meninggalkan kamarnya dan kekasihnya, dia mengambil sebuah buku dan pensil kayu polos tanpa label atau tulisan apapun kecuali huruf 'M&M' ditulis horizontal didekat ujung pensil yang memiliki penghapus itu. Selain alat tulisnya, tidak lupa gitar yang memiliki hiasan gasoline yang dipasang dirantai lalu diikatkan pada lubang ujung gitar yang sengaja dibuatnya. Itu semua sudah seperti satu paket, yoongi selalu membawanya kemanapun dia pergi.
Yoongi pergi ke taman, dia benar-benar tidak memakai apapun. Dia menaruh barang bawaannya disampingnya, dia duduk dikursi yang sedikit basah karena sudah terlapisi oleh beberapa salju. Dia duduk dan memandangi sebuah pohon yang berada di seberangnya, dia melihat ke langit lalu mengangkat tangannya ke udara dan membuka lebar telapak tangannya membuat salju yang sedang turun menumpuk di tangannya yang kurus dan tak kalah sama dinginnya dengan salju yang dipegangnya. Setelah menatap ke langit, dia menatap ke bawah, melihat kakinya tertancap dibawah genangan salju, dia memutar-mutar, mengetuk-ngetuk salju dengan jari kakinya, ya, dia memainkan saljunya oleh telapak kakinya.
Dia kedinginan tapi dirinya tak menghiraukan rasa dingin yang benar-benar menancap pada tubuhnya, dia hanya sedang tak mengerti pada perasaannya sekarang, tak mengerti apa yang diinginkannya, selalu merasa ada yang kurang, tapi apa? Yoongi meletakkan gitarnya berdiri di lahunannya, menatap pada aksesoris yang menggantung diatas sisi gitar itu sebelum dirinya melakukan hal bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy With Luv
FanficBoy with luv yang satu ini adalah cerita yang sangat berbeda! Puitis? Komedi? Romance? Sad? Semuanya ada, tenang karena kita pasti punya moment itu semua tentu? Tidak terpaku pada satu suasana, hanya membuat cerita ini lebih berwarna💃 Ini gak laya...