Chapter 3

164 13 2
                                    

Hiragizawa Eriol, hubunganya dengan Tomoyo telah terjalin sejak di sekolah menengah, tidak lama setelah Sakura dan Shinici menjadi pasangan juga. Saat itu keempatnya berada di kelas yang sama bersama dengan Yamazaki dan Chiharu.

Sakura mengenal Eriol sebagai seorang yang tekun dan serius dalam mengerjakan sesuatu, sifatnya terkadang keras tapi sebenarnya sangat lembut dan juga bijaksana. Keberadaan Eriol sendiri di Tomoeda jauh dari kedua orang tua yang berada di Inggris, membuat dia menganggap Sakura sudah seperti saudari perempuannya sendiri karena kedekatan dengan Sakura dan keluarganya yang sangat peduli padanya.

Elis, wanita paruh baya yg bekerja sebagai pelayan selama 5 tahun di rumah Eriol terkejut ketika Tomoyo datang membawa Sakura bersamanya. Itu karena sudah 2 tahun lamanya dia tidak melihat Sakura datang ke rumah ini, tapi Elis segera mengenali Sakura dan mempersilahkan mereka langsung ke ruang kerja Eriol.

Akan tetapi, sepertinya Eriol sama sekali tidak menyadari kehadiran Sakura dan Tomoyo disana. Saat itu Eriol berkutat di depan laptop, dahinya berkerut dan tatapan mata dari balik kacamatanya sangat fokus.

"Di hari libur pun kau masih saja sibuk. Kau butuh istirahat, Eriol." Tomoyo berdiri di depan meja kerja Eriol, melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tomoyo, kau sudah datang rupanya. Maaf aku tidak sadar, aku sedang memeriksa beberapa laporan, aku akan segera menyelesaikannya." kata Eriol tanpa menoleh ke arah Tomoyo, dia tetap fokus pada layar laptopnya sambil membenarkan kacamatanya sebentar dengan jari telunjuk.

"Eriol, setidaknya lihatlah aku ketika kau berbicara denganku." Keluh Tomoyo. Namun, Eriol sama sekali tidak menggubrisnya.

"Hmm"

"Eriol?"

"Hmm"

"Astaga, kau sama sekali tidak menghiraukan aku disini!" Tomoyo mulai mengeluh frustasi.

"Berhentilah mengomeliku, Tomoyo. Aku harus segera menyelesaikan pekerjaanku dan kita bisa berbicara sepuasnya nanti."

"Aku tidak mengomelimu, Eriol." Tomoyo memutar bola matanya. Sakura hanya bisa cengir kuda melihat kedua pasangan di hadapannya saat ini.

"Oh, ayolah sayang beri aku waktu sedikit lagi. Pergilah meminta minum pada Elis dan biarkan aku fokus dengan pekerjaanku sebentar saja."

"Oh, bisakah aku meminta minum juga? Ehem, sepertinya tenggorokanku kering." Kata Sakura iseng.

Eriol yang masih fokus menatap layar laptopnya itu memiringkan kepalanya, mencoba mengenali suara yang baru saja di dengarnya. Ketika menyadari sepenuhnya, mata Eriol melebar, dia segera menoleh ke pemilik suara tersebut dengan secepat kilat, lalu dia terkejut hingga hampir melompat dari kursinya.

"Sa-sakura!" Eriol tergagap.

"Hai, lama tidak berjumpa." Sakura tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Sakura? I - ini benar-benar kau?" Eriol melangkah mendekati Sakura, "Oh, astaga aku tidak bisa mempercayai ini. Senang melihatmu Sakura." Dia pun memeluk Sakura sebentar, "lihat ini, kau membuatku senang dengan senyuman ini" katanya sambil mencubit kedua pipi Sakura.

Sakura terkekeh pelan. Eriol memandang wajah Sakura dengan rasa khawatir sekaligus tak percaya, Sakura yang selama dua tahun mengucilkan diri kini berada di depannya.

Emerald Eyed Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang