Sore ini mereka berkumpul di halte dekat sekolah Esta dulu. Ya lebih tepatnya SMP nya. Sebenarnya situasinya disesuaikan dengan tema yang sudah ditentukan.
"Reen, gue mau tanya?!" ucap Fakhri.
"Kenapa?!" ucap Adreen.
"Kok gue ngerasa kaya kenal tokoh Nicko ya, dia sebenarnya siapa?! Orang mana?!" ucap Fakhri.
"Ehm, sebenarnya namanya Fathur dia orang Bandung. Tapi dia besar disini, dan dia masih saudaranya Esta. Ibunya Esta adalah kakaknya ayahnya Fathur." ucap Adreen menjelaskan.
"Fathur?! Dipta kali?! Nama panjangnya siapa?!" ucap Fakhri.
"Nicko Fathur Pradipta," ucap Adreen.
"Beneran?!" ucap Fakhri.
Adreen mengangguk bingung.
"Adreen dia temen gue di kampung, ya ampun gak nyangka dia udah balik aja ke Bandung. Padahal selama dia disini dia belum pernah ketemu gue," ucap Fakhri sambil menggoyangkan tubuh Adreen.
"Masa sih?!" ucap Adreen sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Fakhri mengangguk dan tersenyum.
"Itu kalian berdua, pembuatan film nya dimulai sekarang ya," ucap Zico.
"Okey ayo mulai," ucap Adreen.
Mereka memulai membuat film pendek nya. Dan dimulai scane pertama.
"Kayaknya ini udah bagus, scane selanjutnya kita mulai besok ya," ucap Arlix.
"Kita kumpul disini lagi kah?!" ucap Fakhri.
"Nanti gue kabari lagi, on WA aja ya," ucap Seno.
"Okey, kita akhiri buat hari. Terima kasih ya," ucap Esta.
"Ayo kita pulang," ucap Fakhri.
"Eh, Ri bentar gue mau ngomong sama lu dulu," ucap Adreen.
"Sambil jalan aja, kita searah kan?!" ucap Fakhri.
Adreen mengangguk. Sedangkan Esta hanya menghela nafas.
"Kenapa Ta?!" ucap Ariel.
"Eh, gak papa." ucap Esta.
"Yuk pulang," ucap Eric.
Esta mengangguk. Akhirnya ia pulang bersama dengan Si kembar dan Relyn.
"Tadi gue lihat, Nana kaya lagi ngomongin tentang Nicko. Oh iya Ta, katanya lu dulu sempat benci ya sama dia," ucap Eric.
"Bukan hanya dulu, sekarang juga," gumam Esta dalam hati.
"Ta," ucap Eric menepuk pelan lengan Esta.
"Ah iya, sudahlah jangan bicarakan ini. Aku muak membahasnya," ucap Esta.
"Oh baiklah." ucap Eric.
Adreen, Fakhri dan Seno berjalan bersama menuju kerumahnya masing-masing.
"Lu beneran temannya Fathur?!" ucap Adreen.
"Fathur siapa?!" ucap Seno.
"Yang jadi tokoh Nicko. Iya Reen, dia temen sekampung sama gue. Rumahnya juga sebelahan." ucap Fakhri.
"Ohh, Kaya pernah denger nama Fathur, tapi dimana ya?!" ucap Seno.
"Tau deh, beli jus dulu yuk," ucap Fakhri.
Mereka berdua mengangguk. Dan membeli jus ditempat yang biasa didatengin oleh Esta dan Adreen.
Setelah itu mereka kembali berjalan menuju kerumah masing-masing.
"Na, lu nggak ada niatan buat pulang ke Bandung gitu?!" ucap Seno.
"Pengin sih, tapi gue pulang kesana sama siapa lagian uang juga nggak punya." ucap Fakhri.
"Hm iya juga sih," ucap Seno.
"Gue duluan ya," ucap Adreen.
"Hati-hati Reen," ucap Seno.
Adreen mengangguk dan tersenyum pada mereka berdua dan langsung berjalan meninggal kan mereka.
"Manis dia tuh, pantes Esta suka," gerutu Seno.
"Hah?!" ucap Fakhri.
"Kenapa?!" ucap Seno.
"Lu tahu dari mana Esta suka sama dia?!" ucap Fakhri.
"Udahlah lupakan." ucap Seno.
"Woy, ceritain kek!! Jangan bikin gue penasaran ih," ucap Fakhri.
"Lain kali aja lah," ucap Seno.
__________________
Vote comment gaes
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ● Mark Lee
Teen Fiction🍁Book 1 Senja berhasil mempertemukanku dengannya Sosok lelaki tak sempurna namun bisa melakukan apa saja Esta namanya, lelaki buta yang selalu membuatku tertegun dengan kata-katanya #2 tunanetra #513 indonesiamembaca #955 persahabatan #872 nctdrea...