i love you but i hate it.

23.5K 1.8K 178
                                    

•••






••••






••••





Mr.author.























"mari kita bercerai"




kalimat itu berhasil membuat tubuh wanita yang sedari tadi mempertahankan ego nya itu seketika luruh ke lantai,



cerai..



satu kata yang pernah ia ucapkan berulangkali dulu malah berbalik menghantam dadanya bak sebilah belati.
menepuk dadanya sendiri berkali-kali, sementara tangisnya semakin menjadi.


sakit..



lirihnya dalam hati dengan kedua tangan yang tertelungkup menutup wajahnya yang sudah semrawut, berantakan..
harusnya ia puas mendengar itu, lalisa sudah jelas mengatakan akan pergi dari hidupnya.



si pembuat ulah yang selalu mengganggu ketenangan nya telah memutuskan untuk menyerah,
namun kenapa hatinya malah merasa terluka.


jennie tak pernah merasa sekacau ini, rambutnya yang tergerai indah sedari tadi ia remas dengan kuat.
memaki bagaimana bisa ia mengatakan hal sejahat itu kepada lalisa, bahkan ia tak perduli ketika sebuah uluran tangan mengusap lembut pucuk kepalanya.



"hei, kau kenapa mandu?" hanbin, ternyata pria itu yang kini berada dihadapannya.
satu tangan hanbin terulur mengusap pucuk kepala jennie dengan sayang.



tatapan sendu yang pria itu berikan membuat jennie semakin menangis terisak,
ada apa dengan hatinya?
mencoba menjalin hubungan dengan pria ini, namun yang ia rasakan tak pernah lebih dari sekedar teman dekat sedari ia kecil dulu.



"hanbin...hikss..lalisa" hanbin lantas menganggukan kepala, seakan mengerti ia pun membawa tubuh mungil wanita yang ia sayangi itu masuk kedalam dekapannya.



memberikannya pelukan penenang, untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi.


sesuatu, yang akhirnya ia mengerti.
namun, hanbin selalu mencoba untuk menolak kenyataan yang ada.
tidak, jika ia pun merasa serakah dengan wanita bermarga kim itu sedari dulu.


mendengar jennie menangis, dan terus mengucapkan nama lalisa.
hanbin jelas tahu, kisah cintanya kini jelaslah bertepuk sebelah tangan.


cintanya tidak bersambut seperti apa yang ia harapkan, dan hanbin perlahan mulai sadar.


lalisa manoban, wanita itu adalah alasan dimana jennie selalu menggantungkan harapannya disetiap ia mengatakan cinta dan memilih diam dan hanya menerima semua perlakuan manisnya begitu saja.



"terkadang, kamu hanya perlu memantapkan hati." perlahan, hanbin mulai membuka suara.



"ia menyapaku tadi, dengan keadaan hancur sama sepertimu saat ini.
menangis, kacau, dan ia masih sempat berpesan padaku bahwa kamu disini.
ia menangis sekaligus berpesan untuk memberimu sebuah pelukan, memintaku untuk menjagamu karna dia tidak bisa melakukan itu."



hanbin menghela nafas sebentar, menatap kearah jennie yang semakin menjadi terisak didalam pelukannya.
jemari mungil wanita itu semakin mengeratkan cengkraman pada jas yang ia kenakan.



•Twoshoot• Mrs.Kim(jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang