pukul sepuluh malam

314 50 8
                                    

"Castle."

Kepalaku mengadah sejenak untuk melihat presensi pria paruh baya setengah gempal, Kristian, menaruh satu tangannya di atas pembatas tipis kubikel milikku, wajahnya nampak lelah tapi tidak ada yang baru bukan? Semua orang di sini berwajah sama, "Kau sibuk?  Bisa tolong aku tenangkan wanita muda di ruangan introgasi? Kondisinya tidak terlalu bagus jika ditangani timku."

Aku memutar bola mataku sarkastik, "Aku akan memperburuk keadaan kalau begitu."

"Hei, tolong lah? Hm?"

Pukul sepuluh malam dan aku berjalan menuju ruangan introgasi di lantai bawah, kemudian mendapati wanita muda yang tengah memeluk dirinya sendiri sambil menundukkan kepalanya. Aku menggeret kursiku malas agar bisa duduk berhadapan dengannya, barulah ia menyadari keeksistensianku di sini. Matanya sembab, hidungnya merah, rambut cokelat gelapnya lepek. Aku taruh tisu yang kubawa di atas meja besi sebelah.

"Nona, aku tahu malam ini tidak terlalu bagus untuk di lewati, apa kau baik-baik saja? Kami akan segera mendatangkan bantuan medis untuk mengobati lukamu, jadi ... tenanglah sedikit, dan," aku hampir lupa dengan botol air mineralnya, "Minumlah. Kau tampak tidak baik."

Aku sebenarnya telah berekspetasi pada ekspresi Nona muda tersebut, kalau nanti ia akan menunduk kembali dan merenung kesialannya malam ini. Namun aku salah, Nona muda ini terlihat tertarik untuk mengobservasi wajahku dan memperhatikan sewaktu aku bicara mengenai kondisinya. Saat mulutku mengatup dia kembali tak bergeming.

Aku pertama yang jengkel karena dia melihatku sebegitu seriusnya, "Apa kita pernah bertemu? Mungkin?"

"P-pernah."

"Oh, ya?" aku tidak peduli sebenarnya, "Aku Julie."

"Julie," dia mengangguk. Mencurigakan? Jelas. "Aku sangat ironis, aku sangat menyedihkan, aku bodoh, aku tolol---" ia hampir menjatuhkan kepalanya ke ujung meja besi kalau aku tidak sigap menahan wajahnya. Kedua tanganku mencengkram bahunya, kini melihat jelas bagaimana wanita muda itu terisak kembali dan decitan pintu yang terbuka mendatangkan tiga orang unit medis, kemudian Kristian, Josh, dan Mac.

Di tengah isakannya, suara yang ia keluarkan membuatku menoleh kembali kepadanya, "Tolong aku, please, tolong aku, aku tidak tahu harus apa."

Unit medis bisa menenangkannya dalam waktu dua puluh menit, memeriksa keadaannya, dan mengistirahatkan si Nona muda bernama Naya di ruangan medis di lantai tiga. Kristian berkata mereka akan membiarkannya pergi esok pagi jikapun ia sudah membaik, saat kutanya apa yang terjadi dengannya, Kristian hanya memberikanku pandangan sendu dan kasihan;

"Hampir bunuh diri."

hey julesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang