PROLOG

445 28 3
                                    

Sekumpulan kuntum mawar itu menertawakan tangis dalam hatinya. Krist benci ini, ia membenci dirinya yang pecundang. Ya... dan harum mawar menyeruak seolah cacian yang beriak.

"wahhh.... Krist kau beruntung mendapat lemparan bunga dari pengantin. Itu berarti kau mempelai selanjutnya." Senyum Gun.

"y..ya... amin..." Krist menggenggam erat bunganya.

Tidak seharusnya ia datang ke pernikahan Singto dan Newiie. Ia salah tempat. Seharusnya ia sedang di kamar dan menangis sepuas hati. Tapi... mengapa terlalu nekat menentang alur.. maka inilah akibatnya.. hati kecilnya tersayat. Di bawah langit beku. Takdir menyaksikan luka tunggal sang pecinta. Pecinta yang begitu ringkih.

"Krist... kenapa kau melamun?" mata bulat berkacanya menatap pria itu.

"langit mendung" jawabnya.

"jangan di dekat jendela. Nanti tersambar petir. Ayo.. kita berfoto..."

"a..ahh.. iya.." tangan hangat itu menariknya.

Berfoto katamu?... maka seluruh dunia milik Krist bergetar. Melabuhkan deraian air mata.

Pernikahan yang menyakitkan

THE MOTHERWhere stories live. Discover now