6

3.1K 465 130
                                    

Seminggu sudah Jisoo berada di kota kelahirannya ini. Tidak banyak yang Jisoo lakukan selain bergadang, bercengkrama dengan reporter lain. Biar kuingatkan, Jisoo itu adalah tipe orang yang mudah dekat dengan orang lain. Buktinya Jisoo bisa dekat sekali dengan Jesicca. Kemana mana berdua, makan berdua sampai sampai Jesicca melupakan rekan kerjanya sendiri Sowon dan Doyoung. Sowon dan Doyoung? Sebenarnya tidak masalah kalau Jisoo terus menerus menempel dengan Jesicca hanya saja, kadang kalau mereka berdua sudah mengobrol tidak kenal waktu bahkan Sowon malah ikut ikutan dan meninggalkan Doyoung sendiri

Kasihan Doyoung

Selain itu, yang Jisoo lakukan adalah menulis artikel baru. Terakhir kali, ia menulis artikel tentang kartu memori yang berada dilokasi kejadian

Kupikir, aku lupa memberitahu kalian tentang ini. Tentang ditemukannya mayat baru semalam. Seperti biasa mayat wanita cantik yang memiliki ciri ciri yang sama dengan mayat tempo hari kemarin

Jimin bahkan sempat memperlihatkan isi dari kartu memori tersebut. Isinya tidak banyak hanya beberapa foto korban yang diambil secara diam diam. Dan fakta baru, korban baru ini ternyata mendapat sebuah ancaman atau teror itu adalah pengakuan Ibu korban sendiri

Korban hanya seorang pekerja paruh waktu yang masih kuliah. Anak kedua dari tiga bersaudara. Gadis penerima beasiswa disalah satu Universitas negeri di Daegu. Apalagi Ayah korban sudah meninggal, dan kakak pertamanya merantau ke Seoul untuk mencari nafkah. Tinggallah Ibu korban dan adik korban yang masih SMP

Jisoo tahu bagaimana rasa sakitnya kehilangan seseorang yang sangat kalian sayangi. Waktu diwawancarai, Ibu korban menangis dengan gila gilaan sampai Jisoo kewalahan harus menenangkannya. Jimin yang menemani Jisoo waktu itu, juga kewalahan menenangkan

Yeah, benar benar menyedihkan. Itu yang Jisoo pikirkan

Menangis? Tidak, ia bahkan tidak mengeluarkan sedikitpun air mata. Jangan bilang gadis bersurai hitam panjang ini tidak punya perasaan. Jisoo hanya tidak bisa mengeluarkan air matanya hanya karena merasakan rasa sedih orang lain dengan kata lain tidak cengeng

Tapi, setelah wawancara selesai dan kembali ke kantor polisi Jisoo langsung berlari kearah Toilet dan menangis. Tipe orang yang menyembunyikan emosi, perasaan dan kesedihan

"Oh Unnie, ini sudah malam. Kufikir aku mau pulang kehotel saja malam ini."

Jesicca menoleh kearah Jisoo yang memainkan ponsel "Oke, hati hati dijalan ya."

Berpamitan lalu beranjak dari duduk manisnya dan masuk kedalam mobil hitam yang terparkir didekat tenda reporter lain

Sebuah pesan masuk yang Jisoo tahu pengirim pesan tersebut adalah Jimin. Beberapa hari terakhir, Jisoo menjadi lebih banyak berinteraksi dengan Jimin sejak kejadian Taehyung menarik tangannya tempo hari. Jimin langsung menghampiri Jisoo yang waktu itu bercengkrama dengan Jesicca. Jimin meminta maaf karena kelakuan sahabatnya itu. Sudah pasti Jimin malu karena ia juga berada dilokasi kejadian. Dan sejak itulah, mereka bertukar id untuk berkominikasi. Katanya mau menyambung pertemanan lama

ParkJimin: Yeah aku juga sudah pulang baru saja

Jisoo: Oh

ParkJimin: Hanya itu? Kau tidak mau bertanya apakah Taehyung sudah pulang atau belum? Kau tidak penasaran?

Jisoo: Tidak, aku tidak penasaran tuh

ParkJimin: Hei Jisoo-ya. Sudah seminggu kalian tidak bertatap muka. Kalau tidak sengaja bertemupun kalian buang muka

Jisoo: Ah sudahlah. Jangan bahas itu lagi
Ah iya, apa ada perkembangan baru?

Katakanlah Jisoo orang yang tidak sportif dengan reporter lain karena mendapat koneksi dari dalam untuk memudahkan pekerjaannya. Tentang kartu memori kemarin juga Jisoo reporter pertama yang merilis artikel tersebut. Jesicca bahkan sempat merajuk karena tidak diberitahu informasi tersebut. Alhasil Jisoo harus mati matian membujuk Jesicca agar tidak marah

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang