Sudah seminggu lewat Sana menerima kemarahan Dahyun. Dan selama itu juga dia selalu menangisi si gadis Kim.
Ini begitu menyiksa dirinya. Sana benar-benar mencintai Dahyun.Dan saat ini, Sana kembali bertekad untuk bertemu dengan Dahyun lagi. Dia tidak perduli dengan hal memalukan yang akan terjadi padanya akibat ulah sigadis Kim lagi.
Jika Dahyun belum ingin mendengarnya bicara, dia berjanji ini yang terakhir kalinya.
"mau kemana?" Mina menahan pergelangan tangan Sana.
"bertemu Dahyun" jawab Sana
"Sana. Sudah hentikan! Ini semakin menyiksamu" ujar Mina
Sana menggeleng."tidak Mina. Aku harus semakin berusaha. Aku mencintainya"
"aku tahu. Tapi dia tidak memberimu kesempatan bicara. Jadi berhentilah!"
Nasehat Mina"ini yang terakhir kali. Aku janji padamu" tekad Sana
"aku pegang janjimu" Mina melepas cengkramannya dan membiarkan Sana pergi.
Sana keluar dari kelasnya. Melangkahkan kakinya ke arah kelas Dahyun.
"Dahyun?" panggil Sana saat melihat gadis itu keluar dari kelasnya.
Tatapan tajam di trima Sana."ada apa lagi Minatozaki? Apa ancamanku kemarin tidak kau dengarkan?!"
"Dahyun tolong kali ini dengarkan aku dulu!"
"sudah kukatakan tidak ada yang perlu kita bahas lagi. Jadi pergilah!" bentak Dahyun
Mata Sana memanas.Lagi-lagi dia hanya bisa menerima bentakan Dahyun.
"apa begini sikap aslimu Kim Dahyun?!" suara bass seorang pria terdengar dari arah belakang Sana.
"cih. Kau tidak tahu apa-apa Mark. Jadi tidak usah ikut campur!" ujar Dahyun ketika melihat pria itu tiba-tiba melibatkan dirinya.
"awalnya aku memang tidak mau ikut campur. Tapi sudah seminggu ini, kau selalu mempermalukan Sana" ujar Mark
"sudah ku katakan. Ini bukan urusanmu!" suara Dahyun membesar.
"Tidak. Ini menjadi urusanku jika bersangkutan dengan Sana!"
Dahyun tertawa. Dia menatap Sana.
"cihh..gadis sepertimu memang mudah sekali mendapat pacar baru! Ini kembali menyadarkanku jika kau memang berpura-pura baik padaku selama ini! Dasar murahan!"Sana menghapus jejak air matanya kasar
"murahan?" Sana mengulang ucapan Dahyun."lalu apa?"
"dengarkan aku Kim Dahyun. Aku selama ini mencoba untuk menjelaskan semuanya padamu. Tapi kau terus mengusirku dan membuatku semakin merasa sakit. Egomu terlalu besar untuk mendengarku yang jelas-jelas tulus mencintaimu. Jika ini yang kau mau, baiklah..aku tidak akan mendekatimu lagi!" emosi Sana pecah. Dia tidak perduli dengan tatapan mahasiswa lain.Perkataan Dahyun barusan terlalu menyakitkan!
Dengan cepat, Sana melangkah pergi dari hadapan Dahyun. Menarik Mark pergi.Tapi kemudian, dia kembali berbalik menatap si gadis Kim yang terdiam.
"satu lagi. Sesuai perkataanmu barusan, kurasa menjadi wanita murahan adalah ide yang bagus!" ujarnya lalu benar-benar pergi.
Dia bersusah payah menghalau air matanya yang akan tumpah."kau tidak apa-apa?" terdengar suara Mark.
Langkah terhenti. Dan Sana baru sadar jika dia masih menggenggam tangan pria itu."ah! maafkan aku Sunbae" Sana melepas genggamannya.
"gwencana. Kau baik-baik saja kan?" Mark kembali bertanya.
Sana menggeleng. "aku pergi dulu" Sana malah pamit pergi tapi Mark kembali menahannya.