#2

11 1 0
                                    

Zara dan Bara #2

"Ra" Ucap lelaki itu sambil membetulkan kerudung abu milik Zara.
"Bara gak tau harus gimana lagi ngadepin Resa. Bara capek, Ra. Bara mau udahan aja sama Resa" Ucap lelaki itu, lagi.
"Jangan gitu, Bar. Bara cuma lagi emosi aja. Bara pernah bilang, Bara gak berani bikin Zara sedih. Zara harap, pernyataan Bara gak hanya untuk Zara, tapi untuk semua perempuan yang sedang bersemayam dalam hidup Bara" Zara menjelaskan, namun sinar matanya terlihat sendu, ia lalu menunduk dan menahan pilu yang sejak tadi memberontak dalam hati. Bara yang menyadari perubahan sikap dari Zara akhirnya mengangkat dagu Zara,
"Ra. Kenapa?"
Zara mendongak, menggeleng, lalu tersenyum.
'Zara, aku tak suka jika harus melihatmu mengubur dan memendam segala perasaan itu dalam benakmu. Aku tak suka melihatmu tersenyum, padahal hatimu meronta karena tak kuat lagi untuk pura-pura' Batin Bara, ia lalu mengusap pundak Zara,
"Ayo pulang. Udah malem"
Zara mengangguk, lalu mengikuti langkah kaki Bara dan menaiki motor biru milik Bara.

Motor Bara melaju membelah jalanan Dago yang sunyi. Tatapan Zara masih sendu, pikiran Bara masih kelabu. Keduanya terbelenggu dalam gengsi yang dungu.

Entah sampai kapan mereka akan tetap seperti ini. Bagi mereka, bisa selalu bersama dan saling melindungi saja itu sudah lebih dari cukup.

Zara adalah perempuan yang riang, jarang sekali ia murung, mungkin orang lain berpikir Zara tak pernah punya masalah dalam hidupnya, namun di hadapan Bara, ia tak segan untuk mengeluh bahkan menangis.
Bara adalah lelaki yang dingin dan cuek, namun di hadapan Zara, ia tak segan untuk menunjukkan sikap petakilannya. Tapi di balik itu semua, Zara adalah perempuan yang amat Bara sayangi dan lindungi setelah bundanya dan kakak perempuannya.
Skenario kisah mereka terbilang rumit, entah bagaimana akhirnya, yang jelas Zara aman di samping Bara. Begitupun sebaliknya. Bara nyaman di samping Zara.

Zara dan BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang