[part 2]

2.6K 259 72
                                    

" Kau keras kepala Atsushi-kun!" John berusaha sabar. Atsushi dipulangkan oleh Kenji ketika bertemu di jalan kemarin.

***

" Atsushi-kun!" Panggil seseorang dari belakang, berteriak menyapa sambil mengejar." Eh? Kenji-kun?!" Jawab Atsushi dimana dirinya berhenti didepan pohon kota setinggi toko bertingkat. Mereka adalah sahabat, sepertinya. Kenji lebih duluan ke kota satu tahun lalu, ia pun sudah bersekolah di sekolah yang dimana Atsushi menjadi murid baru nanti.

" Atsushi-kun~" Kenji girang. Tahu sendiri kalau senyumannya selalu membuat hati orang tersenyum juga. Kenji adalah anak yang ceria, jarang-jarang ia marah ataupun menangis. " Ne, Kenji-kun, bagaimana kabarmu." Atsushi bahagia, hatinya bersorak ada yang menolong.

" Aku baik-baik saja, ha! Perkenalkan teman-temanku, Ranpo-kun dan Poe-kun. Kudengar ada murid baru di kelas sebelah besok, apa itu kau?" Tanya Kenji serambi mengenalkan teman-temannya." Hm! Salam kenal Ranpo-kun, Poe-kun." Atsushi mengangguk ria, Ranpo menyela pembicaraan dengan topik lain, tiba-tiba.

" Apa kau tersesat?" Tanyanya dengan mudah masih sambil memakan snack yang ia peluk. Maniak makanan. Anak kelas sebelas yang masih berperingkat adik kelas ini hampir diangkat menjadi bagian osis dulu. " I-itu..." Atsushi tersenyum kecil menunjukkan wajah malunya. Akhirnya ia berjalan bersama Kenji karena tersesat. Sudah dua kali Atsushi gagal menjelajahi kota. Tidak heran. Kota Yokohama memang sangat besar.

***

" Kau mau keras kepala lagi ha?!" John mengangkat kerah Atsushi. Ingin sekali John memukul anak orang ini karena geram. " T-tapi Oncle. T-terminal bus berjarak 200 meter dari sini bukan? A-aku bisa menunggu bus sekolah yang Oncle katakan." Sekeras apaun kepala Atsushi, John tidak tega melarangnya. Atsushi ingin menjadi orang yang mandiri. Tidak seperti dulu tentunya.

" Awas saja jika kau pulang terlambat!" John melepas kerah Atsushi dengan kasar. Ia memalingkan wajah marah. " T-tidak akan!" Atsushi menunjukkan ekspresi semangatnya agar John mempercayainya. Akhirnya ia berangkat ke terminal umum.

***

" T-Tungg-" Bus melaju kencang, meninggalkan Atsushi yang basah keringat itu. Ia tertinggal dan tidak tahu arah sekolahnya. Kebetulan Akutagawa berjalan setiap hari ke sekolah. Perasannnya tidak enak. Seperti mengganjal. Ia berbalik melihat Atsushi mengikutinya dari tadi. John pernah mengatakan kalau sekolahnya memiliki baju dalam putih dan rompi biru tua atau hitam. Tak lupa celana hitam yang mahal itu. Mungkin saja ketika Atsushi sudah memiliki bajunya, ia akan mendapatkan seragam buatan kota tersebut. Bangganya.

" BERHENTI MENGIKUTIKU!" Dengus Akutagawa dengan alis yang diluncurkan kebawah. Alis?? Mungkin rasanya mengganjal hingga Akutagawa marah. " K-kau dari sekolah Yokoha bukan?" Jawab Atsushi sedikit gagap dan takut. Ia memang salah mengikuti orang seperti itu, malah mirip seperti menguntit dari pada meminta bantuan.

" Tch!" Akutagawa segera mempercepat langkahnya. Berharap Atsushi tidak mengikutinya dan tertinggal. Semakin cepat saja, Atsushi juga tidak akan menyerah, Hingga batu pun ia adu tabrak. Dirinya tersandung pafing dan terjerumus kedepan.

Akutagawa menghentikan langkahnya dan berbalik. Melihat Atsushi yang tengah terduduk di mulut zebra cros. Wajahnya berantakan, mungkin. Padahal tidak. Matanya sedikit berair rupanya. Menunjukkan tanda-tanda bahwa ia  menahan tangis.

Entah apa yang difikirkan Akutagawa pertama kali, ia tersenyum dan tertawa kecil " Pfft!" Atsushi menatap balik Akutagawa dan memerah melihat kelangkaan didepannya itu. " A-apa yang lucu?!" Ia juga merah karena malu. Segera berdiri tegak karena tidak mau image nya tercemari.

Setelah berhenti tertawa, Akutagawa tersenyum lebar dengan matanya yang terlihat sedikit sipit. Mungkin angin dan menteri membantunya dalam tebar pesona. Pria bermarga Nakajima tersebut membeku dan beruap. Wajahnya serasa dicelupkan kedalam lelehan lava panas.

BURIED (Funfiction Bungou Stray Dogs ) [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang