[part 3]

2.2K 245 50
                                    

Bagian sebelumnya:

Akutagawa mengepalkan tangan ketika membelakangi Atsushi. Ia sudah berfikir panjang sejak tadi dan memilih jalannya. Berbalik dengan matanya yang berkilat, Akutagawa memukul Atsushi dengan sangat keras, hampir sepenuh tenaganya.

.
.
.
.
.

" Ops! Apa yang kau lakukan?" Atsushi terperusuk ke belakang karena terkejut. Salah satu kakak kelasnya menahan serangan Akutagawa. Chuuya Nakahara. Seorang wakil ketua osis dimana ia dan Dazai selalu patroli setiap istirahat. " Sial!" Akutagawa berdecih kecil. Ia menarik tangannya yang sepertinya sudah terasa sakit digenggaman Chuuya.

" Apa yang kau lakukan dengan hendak memukul temanmu sendiri Ryunosuke?!" Chuuya menyibakkan poninya sok keren. Mata bak lautnya melirik Akutagawa dengan mimik marah. Chuuya lah yang menyelesaikan semua kejahatan di sekolahnya. Hitung-hitung ia mendapat tambahan fansgirl hingga melewati fans Dazai. " Kenapa kalian mengganggu?!" Akutagawa menunduk. bayangan menutupi setengah wajah atasnya. Sepertinya ia akan lebih marah jika sesuatu yang ia hendak ia lakukan gagal daripada disakiti.

" Hey-hey seharunya aku yang marah." Chuuya menekuk lengan bak ibu-ibu kalah undian. Apapun yang dikatakan Chuuya tidak akan mempan masuk ke telinga Akutagawa. " JANGAN MENGGANGGU SIALAN!!!" Akutagawa menyerang dari depan. Chuuya hanya menyeringai remeh. Tapi Akutagawa hilang dan berdiri setengah terbang dibelakang Chuuya.

" A-APA?!" Akhirnya hantaman keras mengenai Chuuya hingga mulutnya mengalir sebuah berdarah. Dazai hanya diam mamakan snack kantin dan duduk disamping Atsushi, membuat Atsushi menangis telur goreng. Atsushi mengira kalau Dazai adalah orang yang kurang waras dan ia sedikit takut, mungkin. Dia terus memandangi kakak kelasnya tersebut dimana menurutnya sangat seram.

" Oh, kau mengajakku duel, heh! Adik kelas" Chuuya berdiri dengan tundukan. Sepertinya ia benar-benar marah tentang hal sepele ini. " A-apa kita harus memisah mereka?!" Atsushi khawatir. Ia melihat Akutagawa yang terjatuh tidak sengaja tadi karena Akutagawa terlalu cepat memukulnya dan tidak jadi. Ia masih ingin menjadi teman Akutagawa.

" Tiiidak~ Lihat saja bangaimana cintaku beraksi." Dazai menyengir bodoh. Apa yang dimaksud cintanya adalah rasa percaya selama ini kepada Chuuya. " SIAPA YANG KAU PANGGIL CINTAMU HAA??!!" Chuuya mendengarnya. Ia tidak tuli meski Dazai berbicara lirih. Dazai malah menepuk tangan ria. Entah-entah otaknya sudah blank, benar. Seseorang sedang berkelahi ia malah duduk dan membagi snack kepada Atsushi. Atsushi meliriknya sinis.

Pertandingan dimulai. Dengan kekuatan aneh, Chuuya menyerang tangan bak pedang samurai. Berputar dengan anggun dan cepat hingga Akutagawa tidak menyadari gerakan kakak kelasnya tersebut. Sejak kapan Chuuya meniup tangannya seperti pistol itu. Akutagawa berteriak dan tumbang.

" AAAAAKKKG!" Chuuya menjambak rambut adik kelasnya dan memberikan peringatan akan kekerasan, padahal ia sendiri melakukannya. Jika hal kasar dan tidak jelas dilakukan, itu yang Chuuya makdud kekerasan. " T-tolong jangan sakiti dia!" Atsushi menarik tangan Chuuya. Chuuya mendengus bingung. Padahal Atsushi hendak disakiti, ternyata hatinya selembut mochi, fikir Chuuya.

" Akuta-kun! Apa kau baik-baik saja?" Atsushi membantu Akutagawa berdiri. Ia meminta maaf karena telah melibatkan kakak kelasnya dalam hal yang ia kira tidak sengaja. Atsushi membawa Akutagawa ke uks.

" Dasar mochi!" Masih dengan dengan dengus Chuuya yang justru kesal akan kebaikan Atsushi. Dazai tersenyum licik. Ia mengusap mulut bibir Chuuya dengan ibu jarinya. Sebenarnya disini siapa yang memiliki perasaan yang terpendam.

BURIED (Funfiction Bungou Stray Dogs ) [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang