AUTHOR POV
Andra turun dari mobilnya yang terparkir rapi di garasi rumah Rann dan menuju pintu utama rumah cewek itu."Assalamualaikum" salam Andra sambil mengetuk pintu rumah Rann. Tidak ada sahutan dari dalam rumah 'Apa Rann sedang keluar ya?' batin Andra dalam hati.
"Assalamualaikum" salam Andra lagi, kembali mengetuk pintu rumah Rann beberapa kali.
Kali ini ada sahutan dari dalam, terdengar suara langkah menuju pintu utama.
"Waalaikumsalam" jawab bi Eem pembantu Rann."Oh den Andra, masuk den" suruh bi Eem kepada Andra dan diangguki Andra.
Andra masuk kedalam rumah besar itu, ia melihat sekelilingnya tidak ada tanda-tanda keberadaan Rann disana.
"Rann ada bi?" Tanya Andra ke intinya.
"Iya ada den, non Rann masih tidur di kamarnya" beritahu Bi Eem.
"Bisa tolong di bangunkan bi?" Pinta Andra sopan.
"Iya den tunggu sebentar, eh mau minum apa den?" Tawar Bu Eem ramah.
"Ga perlu bi, makasih" tolak Andra halus.
Bi Eem mengangguk dan tersenyum, lalu berbalik arah menuju tangga yang mengantarkannya ke kamar Rann.
RANN POV
'Huaaammm' gue bangun dari tidur sembari merenggangkan otot-otot tangan. Saat gue liat jam yang ada di dinding kamar, ternyata jarum jam menunjukan angka 5 sore.Tanpa hitungan detik gue langsung bangun dari posisi tidur gue dan segera menuju kamar mandi. Tapi gue tunda dulu acara ke kamar mandinya, karena ada suara ketukan pintu dari luar kamar.
Gue putar arah dan segera membuka gagang pintu."Bi Eem, kenapa bi?" Tanya gue sedikit kaget.
"Itu non ada den Andra datang kesini" beritahu Bi Eem kepada gue.
"Ha kenapa kak Andra kesini bi?" Tanyaku tak mengerti.
"Bibi juga kurang tau non, non samperin aja ya" ucap bi Eem
"Suruh tunggu sebentar bi, aku mau mandi dulu" jawab gue seadanya dan langsung menutup pintu kamar berlari terbirit-birit menuju kamar mandi.
Sebenernya aku sangat kaget, tumben kak Andra datang kesini. Sejak hari dimana aku menolaknya, kak Andra tidak pernah datang lagi kerumahku dan begitupun aku, rasa nya sedikit canggung. Tapi aku mengusir rasa canggung itu jauh-jauh toh kita kan masih berteman bukan musuhan.
Dengan langkah gesit gue menuruni tangga dan segera ke ruang tamu. Ruang dimana kak Andra berada saat ini. Duduk sambil memainkan ponsel saat tidak mengerjakan apapun itu kebiasaan kak Andra. Eh kenapa gue bisa menghafal kebiasaan kak Andra, eror nih otak.
"Hai kak udah lama nunggu ya, kok tumben datang kemari ada apa nih?" sapaku berbasa-basi.
"Enggak kok, gue mau ajak lo main sama temen-temen gue. Mau?" Tawarnya langsung pada intinya, memang kak Andra orangnya tidak suka banyak berbasa-basi. Tuhkan Rann mulai lagi.
"Mau banget, sebentar aku ganti baju dulu kak" izin gue kepadanya. padahal tanpa izin, ganti baju adalah hak gue kan. Entahlah melihat kak Andra hari ini membuatku menjadi sedikit gugup dan omongan gue jadi tidak karuan.
Selang beberapa menit gue datang lagi ke ruang tamu dengan pakaian atasan kaos putih dibalut gardigan berwarna lilac serta di padu dengan celana kulot berwarna putih polos. Tidak lupa untuk memoles wajah gue dengan bedak tipis dan sedikit lipsbalm ke bibir gue agar tidak terlihat pucat, serta rambut yang gue biarkan terurai seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDRA [COMPLETED]
Teen FictionCERITA INI MASIH DALAM MASA PERBAIKAN⛑️🛠️ Ada beberapa kata dan kejadian yang aku perbaiki. Supaya lebih rapi dan gak bikin sakit mata😄 __________________ 🖤🖤🖤___________________ Mencintai seseorang tidak harus tergantung dengan berapa lama kita...