37 - Temui Aku 🌌

15.9K 1.1K 75
                                    

Beberapa Bulan Kemudian

Besok adalah salah satu dari hari yang paling membahagiakan bagi Senja karena esok adalah hari ulang tahunnya ke 17. Lusa, ia akan mengadakan pesta sweet seventeen bersama teman, sahabat dan keluarganya. Sayangnya, sang kekasih, Jingga tidak bisa hadir.

Untuk menebus rasa bersalahnya tidak bisa hadir, Jingga membebaskan Senja untuk memilih hadiah apapun yang ia mau. Tapi bagi Senja, hadiah yang ia inginkan saat ini adalah Jingga yang datang di pesta ulang tahunnya.

Malam ini seperti malam sebelumnya, mereka berdua berbicara melalui telfon berusaha mengikis rindu lewat suara satu sama lain.

"Lusa ... beneran nggak bisa dateng ?" Tanya Senja memastikan kepada Jingga di ujung sana.

"Iya. Maaf"

Senja menghela nafas kasar, "Hmm ya gapapa," pasrahnya.

"Jangan marah"

"Aku nggak marah kok. Beneran"

"Terdengar seperti marah"

"Enggak, Jingga. Aku nggak marah. Kalau memang nggak bisa ya aku nggak maksa kok. Kalo Jepang-Indo dekat, aku udah nyusul kamu kesana pake gojek, hehe"

Senja tertawa ketika tiba-tiba mendengar suara Jingga yang menguap. Ia melihat jam dindingnya, masih jam 10 tapi di sana sudah jam 12 malam. Tentu saja Jingga sudah mengantuk.

"Ngantuk ya ? Tidur aja duluan"

"Kan belum nyanyi"

"Nyanyi apa ?"

"Happy birthday"

Senja tersenyum kecil. Ia tersentuh dengan Jingga yang menunggu hari disini berganti hingga hari ulang tahunnya.

"Masih 2 jam lagi, sayang. Kamu tidur duluan aja gapapa. Pasti capek banget kan ?"

"Nanti aja, gapapa. Ini mau makan"

"Jam segini baru makan ?"

"Tadi sudah, sekarang lapar lagi"

"Jangan telat makan. Nanti disana kalo kamu sakit, siapa yang ngerawat, hm ?"

"Ada rumah sakit"

"Kalau dikasih tahu itu di dengarin yang baik"

Sifat bebal Jingga masih saja melekat. Tentu tak henti-hentinya Senja mengingatkan Jingga untuk menjaga diri disana. Ia tak mau kekasihnya itu kesusahan sendiri disana.

Keduanya tiba-tiba diam cukup lama. Senja baru saja membereskan buku tugasnya. Jingga baru saja selesai memasak mie nya.

"Hayo makan mie lagi," ujar Senja ketika mendengar suara Jingga menyeruput mie. Senja hafal suara ini.

"Bukan mie"

"Kamu itu gak jago bohong"

"Hmmm"

Keduanya terdiam lagi. Senja bingung harus berbicara apa lagi sementara Jingga sedang menghabiskan mie nya.

"Sayang," panggil Senja tiba-tiba.

"Apa ?"

"Ingat nggak tahun lalu kamu pura-pura nggak ingat hari ulang tahun aku ?"

"Ingat"

"Aku rasanya pingin marah banget sama kamu. Masa ulang tahun pacar sendiri nggak ingat"

"Aku ingat. Kamu tanya tanggalnya nggak spesifik"

"Kamunya aja yang nggak peka. Jelas-jelas itu hari ulang tahun aku, bukan sekedar hari sabtu"

"Senja maha benar"

Jingga Untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang