1

4.7K 301 24
                                    

Reader POV

Putus asa.

Itu yang kurasakan sekarang.

Rasa kecewa yang teramat sangat.

"Hiks sial..."

Di sinilah aku, di toilet perempuan.

Menangis dalam diam.

Aku memelankan suaraku agar tidak terdengar.

Namun, toilet ini sepi sehingga membuat isakku bergema.

Mungkin akan ada urban legend yang muncul gegara aku menangis di sini.

Aku gagal melakukan tanggung jawabku sebagai penanggung jawab mata kuliah.

Sepele memang.

Namun tugas ini cukup berat bagiku.

Dosen tidak ada dan memintaku dan temanku untuk tetap melakukan perkuliahan karena ini terakhir sebelum liburan.

Namun, yah namanya juga manusia.

Banyak yang tidak masuk meski sudah kukirim pesan di grup kelas.

Kecewa memang.

Aku selalu diperlakukan seperti ini.

Diremehkan.

Dipandang sebelah mata.

Dianggap tak berdaya.

"Ah, aku harus kembali"

Aku mencuci mukakku agar tidak terlihat habis menangis.

Kalau aku terlihat begitu, maka mereka semakin menganggapku lemah.

Badanku serasa lemas rasanya.

Universitas ini memang mahal masuknya.

Aku tidak mau mengecewakan orang tuaku hanya karena ini.

"Ingin pulang rasanya...tapi sensei belum kasih kabar lagi"

Aku memasang earphone dengan musik yang cukup keras.

Berisik.

Aku benci kelas ini dan orangnya.

Jam terus berdenting.

Semakin siang dan pada akhirnya dosennya tidak jadi datang.

"Ini beneran nggak jadi kan?", aku mengemasi barangku sambil bertanya ke temanku.

"Iya, kata beliau dilanjut setelah liburan"

"Oh, aku duluan ya"

Di luar juga ada "teman" sekelasku.

Pura-pura menelpon sajalah, aku malas dengan mereka.

"Halo, iya aku pulang cepat. Barangnya ada kan? Aku tunggu di tempat biasa", aku sengaja bicara keras.

Padahal aku hanya mendengarkan lagu.

Esoknya mulai libur.

Hah~

Tapi masih ada tugas.

Aku harap ada yang membawaku pergi dari sana.

Erwin POV

Gadis tadi, bukannya yang waktu itu ya?

Kenapa dia terlihat lesu begitu?

Aku tidak sengaja mendengar suara tangisan.

Apa dia ya?

"Ne Erwin! Liburan kau ngapain?"

"Hm, entahlah...kau ada rencana, Hange?"

Our Life With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang