Titik Nol

5.5K 365 22
                                    

Hari itu masih terekam sangat jelas. Bagaimana caramu memilih untuk mengakhiri, demi dia yang baru saja kau temui. Iya, aku mengerti. Aku memang tidak pernah cukup untuk membuat hidupmu lebih berarti. Tapi tidak seharusnya berakhir seperti ini.

Kenapa tidak pernah terpikir olehmu untuk sekali saja menghargai. Siapa yang menemanimu sejak awal saat semuanya masih asing dan begitu sunyi? Siapa yang selalu jadi tempat keluh-kesahmu saat sedih dan kecewa hadir menyelimuti? Siapa yang benar-benar berjuang disampingmu ketika dunia terlihat tidak adil dalam memberi?

Itu aku.

Mungkin kau lupa segalanya, mungkin kau lupa bagaimana kita berjuang untuk tetap kuat menghadapi semuanya bersama. Atau mungkin rasamu yang tak lagi nyata, dimana hanya aku yang benar-benar ingin menjadikanmu pusat semesta agar kau selalu bahagia.

Iya, kurasa hanya aku.

Maaf, jika aku terlalu lemah.
Tidak begitu kuat menggenggam tanganmu saat dirimu mengaku kalah.
Tidak begitu erat mendekapmu saat apa-apa yang kau pikirkan hanya sebuah kata menyerah. Aku memang penuh kurang. Tapi bukan berarti tak ingin berjuang. Seharusnya kau mengerti, bahwa aku hanya butuh dilengkapi. Bukan malah pergi dengan dia yang harus membuatmu kembali ke titik nol lagi.

Jadi, berbahagialah. Bahagiakan dia dengan sebaik-baiknya. Jangan lagi berikan luka yang sama. Kumohon menetaplah. Perihal luka yang sudah-sudah, cukup aku saja yang rasa.

Racauan Yang Kusesali Untuk KusyukuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang