THREE THINGS

45 12 5
                                    

Didedikasikan kepada raindulce 🙌🙌
Congraatsss kepada kak itokk atas 10k nyaa 🎉🎉🎉 dari akun instagram almasphra ^^

Tetap semangat dan bahagia hehehehe😚😚💖

Maaf kalau ada typo, bikinnya tengah malem 🙏

💎💎

Pertama,

Kang Daniel beda aja gitu sama cowok lain.

"Woy, jeong, lu napa sih? Diem aja daritadi."

Gue alias Kim Sejeong engga menggubris pertanyaan Daniel. Iyalah, gue barusan aja 'dapet' dan sekarang lagi sakit nyeri banget sampai engga bisa jalan. Masa gue bilang-bilang ke Daniel? Mau taruh dimana nih muka?

"Jeong, serius."

"Gue gapapa kok, cuma pengen di kelas aja," jawab gue sekenanya tanpa menoleh ke Daniel. Soalnya gue engga mau dia tau kalau gue lagi nahan sakit.

Daniel menghela napasnya. "Yaudah, gue keluar ya, jeong."

Gue ngangguk, ngebiarin Daniel pergi.

Tapi engga nyampe 10 menit dia udah balik bawa kresek hitam.

"Nih jeong, kiranti," kata Daniel sambil naruh Kiranti di hadapan gue. "Lu tuh kalau sakit karena dapet bilang, jangan dipendem, gue ga mau lu nahan sakit."

Gue cuma diem kayak orang cengo, kaget.

Terus Daniel naruh kresek hitam itu juga di hadapan gue. "Maaf kalau ukurannya salah."

Gue tambah kaget beserta malu.

"Uhm, yaudah, jangan lupa diminum."

Sebelum gue sempat berterimakasih, Daniel udah pergi keluar kelas.

Gue megang kresek hitam yang daniel kasih erat-erat sambil senyum-senyum sendiri. Daniel itu walau mukanya galak, suaranya dalem, tapi sebenarnya perhatian banget.

Beda banget sama kebanyakan cowok zaman sekarang.

Kedua,

Kang Daniel khawatiran banget tapi nyebelin.

Keesokan harinya, gue yang kebangun telat karena begadang nonton drama korea langsung buru-buru mandi, siap-siap pakai seragam. Pas mau berangkat tiba-tiba gue ngeliat sticky notes depan kulkas, 'supir ga bisa jemput, mamah sama papa udah berangkat kerja, sarapan siapin sendiri.'

Gue garuk-garuk kepala sendiri kesal. Kalau jalan kaki kejauhan, naik bus nunggunya lama.

Ah, apa minta tolong Kang Daniel?

Baru aja gue mau nelpon, Daniel udah nelpon duluan. Emang Daniel itu selalu ada pas lagi dibutuhin.

"Jeong lu dimana? Gue di depan gerbang rumah lu, nih."

Hah?

Gue langsung lari keluar rumah sambil posisi hape tetap di samping telinga. "Jangan boong lo, nil."

"Gue ga boong," kata Daniel ngomong ke hapenya terus senyum natap gue.

Gue langsung matiin telponnya, irit kuota. Terus nyamperin Daniel, "kok lo kesini? Ga sekolah?"

"Gue udah ke sekolah, terus nyariin lu. Gue khawatir tau, takut lu kenapa-napa. Gue nunggu di kelas, lo ga dateng-dateng. Akhirnya setengah jam sebelum masuk, gue langsung cabut kesini," kata Daniel. "Untung lu ga kenapa-napa, jeong, ga sakit."

Pipi gue memerah seirama sama jantung gue yang berdebar.

"Y-ya makasih ya."

"Tuh kan, pipi lu merah, lu sakit ya," Daniel segera menempelkan tangannya ke pipi gue.

THREE THINGS · senielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang