Ini hari minggu, disore hari, ketika member Hey! Say! JUMP harus berkumpul ditempat latihan untuk berlatih tarian baru untuk lagu terbaru mereka.
Seorang pria yang tak lain adalah Chinen Yuri, member termuda digrup itu tengah berdiri didalam toilet menghadap cermin besar didepannya. Tangannya bergerak merogoh tas kecil miliknya lalu mengambil botol kecil berisi obat-obatan dan sebotol air mineral. Dia mengambil beberapa butir obat itu lalu dengan cepat meneguknya dengan bantuan air mineral tadi. Napasnya yang tadi memburu berangsur-angsur mulai kembali normal.
Dia kembali menatap cermin besar didepannya, yang memantulkan bayangan wajahnya yang terlihat sedikit pucat. Dia menyentuh pipinya lalu tersenyum miris. Wajahnya yang banyak dieluk-elukkan banyak fansnya itu nanti mungkin tidak akan sama lagi. Bahkan nanti mungkin tidak akan ada yang mengingatnya lagi.
Dia kembali tersenyum mengejek. Mencemooh dirinya sendiri yang memikirkan hal menyedihkan seperti itu.Ini sudah tiga bulan sejak dia tau kondisi tubuhnya mulai melemah. Saat ini, sel kanker tengah menggerogoti paru-parunya. Membuat fungsi paru-parunya melemah. Sebenarnya dokter sudah menyarankan dia untuk berhenti bernyanyi dan menari, karna dua kegiatan itu akan membuat kerja paru-parunya semakin berat, mereka khawatir fungsi paru-parunya akan semakin buruk.
Tapi, Chinen adalah seorang idol. Bernyanyi dan menari adalah pekerjaannya. Itu cita-citanya sejak kecil dan tidak mudah baginya untuk merelakan pekerjaan impiannya itu begitu saja. Apalagi menari, menari adalah hobinya sejak kecil. Itu adalah salah satu dari beberapa kegiatan yang membuat dia semangat setiap hari. Dia tidak ingin berhenti menari.
"Chii?"
Chinen buru-buru memasukkan obat-obatan tadi kedalam tasnya lalu menyembunyikannya dibelakang tubuhnya.
"Y-ya?" Chinen segera menengokkan kepalanya kearah pintu, dimana seorang pria bertubuh tinggi tengah berdiri disana.
Pria itu mengernyit melihat tingkah Chinen.
"Kau sedang apa?"
"A-ah.. Hanya membasuh wajah saja, tadi aku sedikit mengantuk hehe. Ada apa Yutti?"
Pria yang tak lain adalah Nakajima Yuto itu menganggukkan kepalanya mengerti, "Ayo cepat keluar. Kita akan mulai latihannya, yang lain sudah menunggu"
"Un, Yutti duluan saja. Aku sebentar lagi menyusul"
"Baiklah jangan lama"
Yuto meninggalkan pintu toilet ketika melihat anggukkan kepala dari Chinen.
Disisi lain, Chinen kembali menatap cermin dihadapannya. Dia lalu membasuh wajahnya dengan air agar wajahnya terlihat lebih segar. Dia menghembuskan napas pelan sebelum pergi keruang latihan dimana member lain sudah menunggunya sambil memasang senyum palsu.
"Chii, kau dari mana saja? Kami mencarimu dari tadi"
Pertanyaan-pertanyaan dengan nada khawatir segera dilayangkan oleh para member Hey! Say! JUMP begitu Chinen memasuki ruangan.
Chinen segera memasang senyum kikuk, "Gomen, tadi perutku sakit hehe"
"Hmm, lain kali kalau kau mau pergi kemanapun beritahu salah satu dari kami ya, agar kami tidak khawatir"
"Un, ma'afkan aku" Chinen sedikit menundukkan kepalanya menyesal. Yang lain hanya membalas dengan tersenyum sambil menganggukkan kepalany sebagai ganti kata 'tidak apa-apa'
Chinen kembali menegakkan kepalanya lalu menelusuri ruangan dengan matanya. Disana hanya ada tujuh member termasuk dirinya, seharusnya ada delapan member yang harus berkumpul hari ini, itu berarti satu orang belum datang. Yamada, kekasihnya itu belum terlihat batang hidungnya sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance
FanfictionKalau aku bisa meminta satu permohonan. Aku ingin mengulang tarian terakhir kita. Aku ingin menari lagi denganmu. Dan memastikan kau tidak akan pergi lagi dari pelukanku.