PANEMORFI

23 0 0
                                    



" Kemarin malam telah ditemukan seorang mayat wanita tanpa kepala di pinggir Sungai Misscous. Bagi warga yang menemukan potongan kepala wanita seperti ciri- ciri seperti berikut, harap segera melapor kepada pihak kepolisian."

Mataku tak bisa lepas dari sebuah foto yang terpampang di layar televisi. Cantik. Manis. Rambutnya hitam lebat. Bibirnya merah seperti bunga plum. Matanya bersinar seperti rembulan. Wah, ia sangat menyerupai seseorang yang baru saja kutemui. Senyum tipis terulas dibibirku, aku rasa aku telah jatuh cinta kepada gadis ini.

Aku menghela nafas dengan berat, ah, aku sangat rindu pada wajah rupawannya, aku belum pernah melihatnya lagi semenjak terakhirku bertemu dengan dirinya. Kalau begitu aku harus berjumpa lagi! Dengan semangat aku melangkah ke dalam kamar dan kubuka lemari pakaianku.

Gluduk...

Sebuah kepala menggelinding dan jatuh tepat disamping kakiku, kutarik rambut dikepala itu dan kupandang wajahnya dengan seksama. Ia terlihat... berbeda, sangat berbeda. Padahal, 5 hari lalu wajahnya sangat manis persis seperti yang kulihat di televisi. Apa yang terjadi? Dan lagi, bau busuk dan amis menyelimuti lemari pakaianku.

Argh, apa- apaan ini? Kemana perginya wangi melati yang ku damba- dambakan itu? Tunggu.. apa itu benda kecil yang menggeliat diantara pakaianku? Belatung..? Sial! Ternyata lubang hidung dan telinganya dipenuhi dengan belatung, ah, aku tidak sadar karena wajahnya yang telah menghitam menyamarkan warna belatung yang juga hitam.

Aku letakkan kepala itu diatas meja makanku. Karena aku sangat kasihan padanya dengan pelan ku usap rambut dan pipinya agar ia merasa nyaman. Lembek dan basah yang kurasakan ketika telapak tanganku menyentuh kulitnya.

Apakah aku harus memandikannya? Hm, mungkin ia akan kembali cantik dan wangi setelah mandi. Nah, sekarang sudah kumandikan, entah berapa botol shampoo dan sabun kuhabiskan demi dirinya. Namun, sepertinya usahaku sia- sia. Bau amis masih melekat dan tercium tajam. Kubuka kelopak matanya, merah. Kubuka mulutnya, ukh, bau busuk! Oh, tidak! Banyak belatung berkumpul di rongga mulutnya.

Kembali ku mandikan dirinya, ku sikat giginya, ku buka batok kepalanya, dan ku cuci otaknya. Namun, seperti wanita –wanita terdahulu, wajah itu semakin lama semakin menjijikan. Kesal, ku lempar kepala itu ke Sungai Misscous yang berada di depan rumahku.

Ckck, semua wanita sama saja! Tidak ada yang cantik abadi. Entah sudah berapa wajah cantik yang ku simpan di lemari, namun semua akan berubah menjijikan dalam waktu 5 hari.

Aish, buat apa mereka berusaha cantik kalau nanti ketika mati wajah itu akan rusak termakan hari. Semua wanita yang bertemu denganku selalu memamerkan wajah mereka itu. Aku muak. Aku ingin buktikan kepada mereka wajah bukan suatu hal yang patut diagungkan. Para pria bersikap setia bukan karena sesuatu yang bersifat fana!

Ngomong- ngomong, aku harus mencari wanita lain yang lebih menawan dari ini. Kemana lagi ya aku harus mencari... mungkinkah sebaiknya aku berkunjung kerumahmu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZEITREISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang