Seharusnya hari dimana Sehun dan Kai bercinta untuk yang pertama kali adalah hari dimana keduanya pindah ke apartemen Kai. Tapi, karena keduanya berakhir sakit bersamaan di atas ranjang, maka hari ini keduanya baru bisa pindah. Memang dua hari yang lalu, setelah melakukan "itu" Kai jatuh sakit demam dan esoknya saat Sehun sembuh, Kai malah belum sembuh. Sekarang, saat keduanya baru selesai memasukkan barang ke apartemen, Kai tidak benar-benar terlihat sehat. Beberapa kali Kai terus terbatuk - batuk.
"Kai...." Sehun duduk berjongkok dengan segelas air putih di depan Kai yang tengah terduduk di sofa.
"Kita ke dokter ya?" Lanjutnya setelah memberikan segelas air
Kai hanya menggeleng, "Aku akan segera sembuh".
"Tidak, kita ke dokter saja ya? Maaf sudah membuatmu begini" Sehun menggenggam tangan Kai erat-erat.
"Hey! It's okay, don't say sorry! Ini bukan salahmu" Kai mengusap lembut pipi tirus Sehun.
"Harusnya aku bisa menahan diri saat itu"
"Kau menyesal telah melakukan itu denganku?"
"Buk- bukan begitu Kai... Hanya saja...."
"Aku tidak apa. Sungguh." Kai mencoba menenangkan Sehun yang terus merasa bersalah atas sakit nya.
"Yasudah. Tapi jika terus seperti ini, besok kita ke dokter? Sekarang kau istirahat saja, aku akan membereskan semuanya" Sehun pindah duduk di samping Kai.
"Oke, jika aku masih seperti ini, besok kita ke dokter. Tapi aku akan membantumu hari ini. Aku masih sanggup kok"
"Tidak, kau hanya akan mengacaukan semuanya. Ayo aku bantu ke kamar!"
"Hey! Aku tak seburuk itu !" Protes Kai.
"Siapa bilang kau buruk? Kau hanya tak pandai merapikan segala hal" Sehun mengecup cepat bibir Kai.
"Aish!" Kai menjitak kepala Sehun, membuat keduanya terkekeh.
.
.Sehun baru saja merapikan semuanya, membongkar barang milik keduanya, membiarkan Kai beristirahat dengan tenang di kamar. Sehun perlu berhati-hati supaya tidak membangunkan Kai, kasihan jika ia nanti terbangun karena Sehun berisik.
Hari mulai gelap saat Sehun duduk di tepi ranjang berniat membangunkan Kai.
"Kai...." Panggil Sehun, tapi Kai tak terusik sama sekali.
"Kai... Sayang...." Nihil karena Kai tak bergerak, Sehun mencoba menggoyangkan pundak Kai.
"Astaga! Kai!" Sehun merasakan tubuh Kai yang semakin demam tinggi.
Sehun membawa Kai ke dalam gendongannya, bergegas menuju rumah sakit terdekat.
.
.Hari sudah benar-benar gelap, kata dokter Kai hanya butuh istirahat. Kai punya riwayat radang tenggorokan, dan demamnya terpicu karena kondisi tubuhnya yang menurun serta radang tenggorokan yang kumat lagi. Jadi, disinilah Sehun menjaga Kai di kamar. Saat Kai terbangun, ia ngotot ingin pulang, dokter mengijinkan tapi jika demamnya tak ada perubahan, Kai harus dirawat inap.
"Seharusnya tadi rawat inap saja" keluh Sehun.
"Bawa aku ke rumah sakit lagi dan ku kuliti kau hidup-hidup!" Kesal Kai.
"Wae?"
"Lain kali saja ceritanya. Malam ini tidurlah di kamar lain. Aku tak ingin kau ikut sakit"
"Aku lebih kuat darimu" bukannya pergi, Sehun malah menyusup kedalam selimut Kai.
"Huuuunnnn!!! Pergiiiii!!!!" Kai mendorong tubuh Sehun tapi Sehun tetap tak bergeming.
"Ah, aku saja yang pergi!" Kai hendak bangun dari tidurnya jika saja Sehun tak menariknya lebih dulu.