Stasiun Shin-Osaka selalu ramai setiap harinya. Hiruk pikuk langkah kaki orang-orang berlomba dengan suara roda kereta yang beradu dengan rel di bawahnya. Kesibukan hari ini juga dirasakan oleh seorang Kondektur muda dengan perawakan tinggi semampai, berambut coklat gelap serta mata hitamnya yang terlihat sedang mencari seseorang di tengah keramaian stasiun.
"Hei, Nakamoto!" Ia memanggil rekannya yang sedang bertugas menjaga loket tiket kereta yang menuju Shinjuku, Tokyo. "Apa kau sudah melihat nona itu?" lanjutnya.
"Astaga, kau masih saja menunggunya?" pria yang bermarga Nakamoto itu terlihat tak percaya bahwa rekannya masih menanti nona manis tersebut. "Noa, apa tidak sebaiknya kau berkenalan secara formal dengan nona itu?" sarannya kepada Noa, Noa Kazama.
"Kau gila ya? Apa reaksinya nanti jika ia mengetahui ada seseorang yang terus mengamatinya selama 4 tahun belakangan?" jelas dari intonasinya, ia khawatir.
"Ayolah, lagipula kau kan bukan orang aneh," bujuknya. "Sekalian juga tunjukkan sketsa dirinya yang selalu kau buat setiap ia duduk di kursi tunggu itu."
"Nakamoto Yuta, tolong hentikan sebelum aku marah," tukas Noa kepada rekannya, "sana lanjutkan pekerjaanmu, aku akan kembali ke dalam gerbong."
"Sebentar, kau tidak ingin informasi dariku?" tawarnya.
Noa terlihat sedang menimang apakah ia harus mendengar informasi dari Yuta atau tetap mempertahankan egonya. Tapi ia memilih untuk mengalah, jika sudah menyangkut mengenai nona itu, ia akan melakukan apa saja. Satu hal yang diketahuinya hanyalah nama nona tersebut. Sakura, namanya Miyawaki Sakura, nama yang indah bukan?
Nona Miyawaki Sakura melakukan perjalanan musim semi dimana bunga sakura sedang bermekaran. Kebetulan atau takdir?
"Baiklah, apa yang kau punya?"
"Pujaan hatimu memilih rute yang sama, pada jam yang sama, serta gerbong dan bilik yang sama," ucap pria penjaga loket itu lalu mencari dokumen pembelian tiket Nona Miyawaki. "Tepatnya, jam 1 siang nanti ia akan menuju ke Shinjuku, Tokyo dan berhenti di Stasiun Ochanomizu. Ia berada di gerbong 9 dengan bilik bernomor 127." Jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enthralling Rendezvous [✓]
FanfictionPertemuan pertama adalah ketidaksengajaan. Pertemuan kedua mungkin kebetulan. Pertemuan ketiga...., apa boleh ku anggap sebagai takdir? Dan pertemuan keempat menjadi awal dari kisah kita. Menceritakan seorang Kondektur muda yang memberanikan diri un...