Tiga Bulan Kemudian
"Kamu kenapa ?" Tanya Senja kepada Raka yang mondar-mandir sedari tadi di depannya.
"Aku gugup"
"Gugup karena ketemu Ayah ?"
Raka mengangguk.
Senja tersenyum kecil, "Gausah gugup. Ayah aku nggak jahat kok. Beneran"
Ting Tong !
Bel apartment Senja berbunyi. Pasti itu Ayah nya. Ia segera membuka pintu. Raka mengikuti di belakangnya.
"Anak ku !" Ucap Roby girang sambil memeluk putri semata wayangnya itu.
"Ayah kangen banget sama kamu," Roby mencubit gemas kedua pipi Senja. Ia kemudian melihat laki-laki disebelah Senja yang sangat asing baginya.
"Kamu siapa ?"
Raka menelan ludah. Ia melirik Senja sekilas kemudian kembali melihat ke arah Roby, "S-saya pacarnya Senja, om. Nama saya Raka," ia mengulurkan tangannya kepada Roby.
Roby melihati tangan itu sepersekian detik kemudian menjabatnya, "Wow," ucapnya singkat kemudian masuk ke dalam apartment Senja.
Raka tampak takut dengan Roby yang terlihat tidak menerima kehadirannya. Senja menepuk pelan punggung Raka agar ia bersabar.
Roby segera duduk di meja makan. Ini memang sudah memasuki jam makan siang. Senja segera meletakkan masakan yang tadi ia buat ke atas meja makan. Roby terlihat senang melihat hasil masakan Senja.
"Anak Ayah makin jago masaknya," pujinya.
"Iya dong," Senja tersenyum lebar. Ia kemudian menyuruh Raka untuk ikut duduk disampingnya untuk makan bersama sang Ayah.
Suasana makan cukup hening hingga akhirnya Roby membuka suara.
"Kamu semester berapa ?" Tanya Roby tiba-tiba.
"O-om tanya ke saya ?" Raka balik bertanya.
"Ya siapa lagi ? Masa saya gak hafal anak saya semester berapa," nada bicara Roby terdengar kurang bersahabat.
"Uhm, sama kayak Senja, Om. Saya juga ambil Teknik Sipil"
Roby mengangguk-angguk, "Saya kira arsitektur"
Senja tiba-tiba tersedak. Ia segera minum air sementara Raka mengusap-usap punggung Senja. Ya bagaimana Senja tidak kaget ketika sang Ayah tiba-tiba berkata jurusan arsitektur yang erat kaitannya dengan Jingga.
"Udah berapa lama sama anak saya ?" Roby kembali menginterogasi Raka.
"Sekitar 3 bulanan, om"
Suasana kembali hening dan hanya di isi dengan suara dentingan sendok dan piring.
"Di rumah kamu ada kolam ikan ?"
Raka terlihat bingung dengan Roby yang bertanya pertanyaan yang tidak umum. Senja berusaha mengatur ekspresi wajahnya, ia sepertinya tahu kemana arah pembicaraan sang Ayah.
"Enggak, Om. Kenapa ya ?"
"Akuarium ?"
Raka menggeleng, "Nggak ada juga, Om"
"Kamu belum pernah bersih-bersih kolam ikan ataupun akuarium ?"
Raka menggeleng lagi, "Belum, Om"
"Wah sayang sekali. Arsitektur bukan, kolam ikan dan akuarium pun tidak punya"
Senja menatap sang Ayah dengan sebuah tatapan supaya sang Ayah tidak perlu bertanya macam-macam lagi ke Raka. Tapi Roby tak menghiraukan tatapan Senja. Ia masih berusaha menginterogasi Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Untuk Senja
Romance[Budayakan membaca deskripsi & tags] -GxG Story- Seperti langit senja yang selalu berwarna jingga, aku mau kita bersama seperti itu selamanya. Selamat membaca! Salam JuS! *cheers* *Selamat datang kembali di cerita pertama saya! *Pernah ramai pada ma...