CHAP 10 Suspicion To Bangtan

589 37 2
                                    

Minsuk menyeduh kopi hitam untuk dirinya. Pagi ini ia berencana untuk berangkat ke Spionase Phoenix Build. Taehyung datang dan duduk di meja pantry di samping Minsuk.

" Ada apa?" tanya Minsuk.

" Tidak ada."

"Kau mau kopi?" tawar Minsuk.

" Aku tidak suka kopi. Pahit. "

Taehyung mengatakannya sambil menunjukkan ekspresi seseorang yang minum minuman pahit.

" Bagaimana dengan teh?"

“ Boleh... "

" Aku punya teh tarik. Kau mau coba?"

" Teh tarik? Teh apa itu? Aku baru mendengarnya. "

Minsuk berjalan ke lemari di atas meja kompor dan wastafel.

" Teh tradisional Malaysia, orang orang Indonesia juga membuatnya. Temanku yang membawakan teh ini. Teh ini unik pembuatannya dengan menuang ulang dengan menggunakan dua gelas. Pada saat penuangannya, gelasnya diangkat tinggi seolah kau sedang menarik teh itu. "

" Bagaimana caranya?"

Minsuk mengambil dua gelas stainless.

" Satu gelas berisi teh, lalu satu gelas lagi kosong. Lalu dituang, seperti ini."

Minsuk mulai memperagakan bagaimana cara pembuatan teh tarik.

" Kalau rasa aku jamin kau pasti menyukainya."

" Apa kau pernah mencoba membuat teh itu?"

" Pernah, rasanya tidak semaksimal, orang yang sudah ahli. Kau mau coba?"

" Hmmm boleh."

" Chakkaman!"

Minsuk mulai menyeduh teh instant itu.

" Selesai, oh hati-hati tehnya masih panas!"

" Nde."

Taehyung mulai menyeruput teh itu. Dia mulai mengulum teh itu didalam mulutnya dan teh itu meluncur di tenggorokannya. Mata pria yang memiliki box smile itu membulat begitu tau rasa teh itu.

" Ini sungguh enak, wah aku baru pertama kali mencoba teh ini."

" Sudah kubilang kau pasti menyukai rasanya."

Minsuk mulai meminum kopinya. Minsuk menggunakan kemeja biru langit, ia menggulung lengannya sehingga Taehyung bisa melihat memar di tangannya yang mulai membiru. Memarnya cukup besar setelapak kaki pria. Tahyung terkejut dan khawatir dengan minsuk yang mendapat luka memar itu. Taehyung meletakkan minumannya diatas meja.

" Noona, neo gwenchana?"

Taehyung mulai menyentuh lengan Minsuk. Minsuk yang tahu kalau taehyung melihat lukanya segera ia tepis pelan tangan Taehyung dan meletakkan kopinya.

" Gwenchana, ini hanya luka kecil."

" Apa Noona berkelahi lagi? "

" Tidak ini hanya kecerobohanku saja."

"Tidak mungkin jika kecerobohan Noona mendapatkan luka lebam sebesar telapak kaki pria. Chakkaman!""

Taehyung mengambil wadah dan air hangat lalu mengambil kain.

" Duduklah!"

Taehyung mengambil dua kursi dan menyuruh Minsuk duduk agar dia bisa mengobati luka memarnya. Dia mengompres lengan Minsuk yang mulai membiru. Minsuk  hanya meringis ketika taehyung mulai mengompres lukanya. Entah  mengapa rasa sakit yang sedari tadi ia tahan mulai berangsur hilang saat tangan atletis pria itu dengan telaten mengompres lebam di tangannya. Melihat wajah serius taehyung yang seperti itu, sesuatu aneh yang muncul di perasaan gadis berumur dua puluh enam tahun itu.

THE SEVEN GUARDIANS ANGELS OF BANGTAN BOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang