CHAPTER XXIV : Depression (Part II)

4.8K 438 231
                                    

^^^**^^^

Chapter XXIV : Depression (Part II)

^^^**^^^

Summary :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Summary :

'Sesal adalah saat apapun yang kita katakan, apapun yang kita lakukan, tak dapat mengubah apapun lagi'

^^^**^^^


"Eughh..." mata itu mengerut, dahi bersatu mengernyit. Berlahan terbuka, menyusuri seluruh pojok ruangan. Kiranya di mana ia berada. Tapi satu yang diketahuinya, dirinya sakit saat ini. Tak mampu bangkit dari tempat, hanya bisa berbaring seraya menahan rasa pusing dan berat di kepalanya.

Jungkook memandang nanar ke arah langit-langit ruangan. Entah kenapa saat ini ia ingin memeluk Taehyung, sejujurnya saat bertemu dengan Taehyung kemarin lalu ingin sekali ia langsung menerjang dan mendekap erat tubuh bidang dan hangat kepunyaan Hyeong kesayangannya itu. Tapi, ia tahu bahwa saat itu situasi dan kondisi masih belum tepat.

"Taetae Hyeong sedang apa sekarang?, apa dia sudah tahu?" Monolognya seorang diri dalam kesunyian ruang putih tersebut. Tetiba suara pintu terbuka mengalihkan atensinya, sesegera mungkin ia menoleh dan mendapati Eomma-nya berdiri di sana dengan raut wajah lelahnya. Membuatnya langsung diselimuti rasa bersalah dan menggerutu dalam hati atas yang menimpanya.

"Jungkookie, sudah baikan?" Tanya Nyonya Kim, Jungkook lantas mengangguk tak ingin menambah beban pikiran Eomma-nya akan dirinya. Dapat Jungkook lihat di tangan Eomma-nya menenteng sekantong plastik berwarna putih yang ia tidak tahu apa isinya.

"Eomma, itu apa?" Jungkook meraih plastik dari tangan Eomma-nya tersebut dan sesegera mungkin membukanya. Di dalamnya berisi buah-buahan juga minuman, tak lupa pula beberapa buah obat yang ia yakini sebagai obat demam penurun panas dan pereda rasa pening kepala.

Selagi Jungkook sibuk mengeluarkan satu persatu isi kantong plastik, Nyonya Kim sibuk meladeni perawat yang baru saja mengantarkan bubur rumah sakit.

"Gamsahamnida." Ucap Nyonya Kim, lalu meletakkan bubur di atas nakas. Melihat Jungkook yang sepertinya mulai membaik memegang sebutir buah apel hendak memakannya namun segera ia hentikan.

"Wae, Eomma?" Tanya Jungkook dengan raut polosnya, mata besar yang berkedip-kedip lugu itu membuat Nyonya Kim memekik gemas, melupakan sejenak masalah yang dihadapinya.

"Biar Eomma kupaskan dulu, sebelum itu makanlah bubur dan minum obat." Tutur Nyonya Kim, Jungkook spontan menggeleng dan mengatupkan mulutnya dengan kedua tangannya.

Nyonya Kim terkekeh geli, sebab ia tahu mengapa Jungkook bertingkah sedemikian. Tak lain karena mendengar di suruh makan bubur rumah sakit, tapi jika itu bubur buatan rumah ia suka memakannya. Jika ditanya alasannya kenapa, 'Karena itu buatan Eomma' sekiranya itulah alasan Jungkook. Lagipula, ia juga tahu kalau Bubur rumah Sakit itu rasanya hambar dan tak enak di lidahnya.

Feels [Not] Alone | END ✔✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang