Hope u enjoy the story!☺
〰〰〰
Pentas seni Permata Bangsa dimulai pukul 8 pagi. Kini, siswa-siswi sudah ramai berdatangan. Dalam sekejap lapangan PB dipenuhi dengan berbagai macam siswanya. Ada yang gerombolan sama teman-teman, gandengan sama pacar, atau yang celingak-celinguk nyari temannya.
Pagi itu acara dibuka dengan sambutan kepala sekolah dan ketua OSIS. Lalu dilanjut dengan penampilan marching band, salah satu ekstrakurikuler andalan di PB.
"Joy, cepetan! Itu marching udah tampil," oceh Binta pada sahabatnya yang masih memoles lip tint di depan gerbang PB.
Joya sengaja meminta tumpangan pada Binta untuk dateng ke pensi. Katanya sih biar ga ribet nyarinya kalo udah di lapangan.
Saat keduanya tengah melangkah di lobby, seseorang berteriak memanggil, "Ta! Joy! Tungguin dong!" sambil berlari menghampiri
"Lah elo juga baru dateng, Dhe," ucap Joya
"Iya nih, gue baru banget dari Bandung tadi pagi,"
"Yaudah yuk! Alin pasti udah dateng," ucap Binta
Ketiganya sudah memasuki area lapangan, tetapi mereka belum juga melihat Ralin.
"Coba gue telepon aja deh," usul Binta
"Halo Lin, lo dimana? Gue, Joya, sama Dhea baru dateng nih,"
"Yeh lama lo pada! Samperin gue nih di pinggir lapangan yang deket kantin."
"Siap nyonya!" jawab Binta cekikikan
"Yuk! Alin di deket kantin katanya."
Saat ini keempatnya sudah bersama dan memilih berdiri di bagian belakang kerumunan siswa-siswi.
"Dari tadi gue liat banyak kelas 12, Ta. Ada Kak Arga juga, tapi barengan sama Kak Mecca," ucap Ralin kepada Binta.
"Iya, mereka emang lagi deket, Lin," jawab Binta dengan mata yang masih tertuju ke panggung yang menampilkan seorang siswi bermain biola.
"Lo gapapa?" tanya Ralin sambil menepuk pundak Binta.
"Kayaknya udah jadian deh. Tuh!" ucap Dhea.
Ketiganya menatap ke arah objek yang ditunjuk Dhea. Disana ada Arga dan Mecca yang sedang jalan bergandengan tangan.
"Yaudahlah gue gapapa kok," ucap Binta.
"Oke oke, mending sekarang kita ke stand makanan. Gue laper nih," ucap Joya dengan cengiran khasnya.
Keempatnya jalan bersisian sambil mengobrol ringan. Tanpa disadari, seorang lelaki dengan kedua tangan yang memegang cup berisi kentang goreng berlari dari arah berlawanan.
*bruk*
"Aduh!" keluh Dhea sambil memegangi bahu kanannya.
"Ya Tuhan! Kentang goreng gue berhamburan!" protes lelaki tersebut.
"Bahu gue sakit gara-gara lo tabrak!" ucap Dhea marah.
"Kentang goreng gue juga mubazir itu!"
"Ya makanya lari tuh liat ke depan, bukan ke kentang!"
"Yaudah maaf."
"Apaan minta maaf kayak gitu!"
"Seru ya, Ta. Lucu gitu si Dhea kalo marah-marah," ucap Joya cekikikan.
"Geblek bukannya di lerai!" ucap Ralin yang lantas melerai Dhea dan lelaki tersebut.
"Gue juga ga nyangka. Dhea bisa marah gitu ya, Joy," jawab Binta
KAMU SEDANG MEMBACA
Binta
Novela JuvenilIni kisah sepasang remaja yang menjalin sebuah hubungan. Saling menyayangi membuat hubungan mereka cukup stabil, tapi jangan lupakan bumbu-bumbu klasik yang turut serta meramaikan kisah mereka berdua. Seharmonis apapun suatu hubungan, ada kalanya ma...