" Kak, Luna cinta kakak", aku mengalungkan kedua lenganku ke leher Kak Bima dan mengecup bibirnya lembut
" Luna, barusan kau bilang apa?", Kak Bima memandangku lekat, mata itu setia menatap iris mataku, pandangannya mulai berkabut dan ia tidak percaya kalimat yang barusan ku ucap
Kak Bima memojokkan tubuhku ke dinding kamar dan menciumi leherku penuh nafsu. Nafasnya terengah-engah, tangannya terangkat dan meraih daguku
"Apa kau baru saja menggodaku, Luna?", Kak Bima menyentuh pipiku lembut dan nafasnya menghembus tepat di wajahku
" Tidak", aku menggelengkan kepalaku meyakinkan bahwa kalimat itu refleks keluar dari mulutku
"Kenapa kau mengatakan kalimat itu barusan dan menciumku?", Kak Bima mengendus leherku, lalu mendorong tubuhku ke ranjang
" Mmmm, aku... mau punya Kak Bima", aku menatap kearahnya intens dan menggigit jari telunjukku dengan malu-malu
" Kau mau apa, Luna?", aku rasa Kak Bima tau maksudku. Dia menyunggingkan senyumnya dan sengaja memancingku dengan pertanyaan menggodanya
" Mau itu", aku menunjuk kearah sudut kamar, di sana terdapat sebungkus coklat Cadbury yang masih utuh dan coklat adalah makanan kesukaanku. Karena rasanya manis dan membuat hati orang yang memakannya berbunga-bunga
" Kau mau coklat itu?", Kak Bima menepuk jidatnya dan tersenyum menatapku tidak percaya. Dugaannya aku menginginkan miliknya yang saat ini sudah menegang dan mengeras dibawah sana, tetapi dia salah menduganya
"Iya", aku mengangguk dan Kak Bima berjalan ke sana mengambil bungkusan itu yang telah aku perhatikan keberadaannya sejak aku berada di dalam kamar Kak Bima
" Ini, makan dan cepat habiskan. Setelah ini kita akan ke rumahmu", Kak Bima menyerahkannya padaku dan kuambil dengan senyum kepuasan. Akhirnya, aku bisa mendapatkan ini yang membuat air liurku menetes
" Jangan diliatin doang, buruan makan", tambah Kak Bima dan aku mengganguk
" Thanks ", jawabku dengan senyuman mengembang di wajahku
Aku membuka bagian tengah bungkusan coklat, dan mengeluarkan setengah isi dari coklat tersebut. Aku memakannya lahap, baru beberapa gigitan dan Kak Bima memperhatikan aku
" Kamu cantik", Kak Bima mengeluarkan kalimat yang membuat jantungku berdebar. Aku tercengang menatapnya. Kak Bima berhasil membuat tubuhku menegang seperti batu
" Buruan dihabisin, jangan ngelamun", Kak Bima mengacak-acak rambutku dan aku menghabiskannya dengan cepat
" Aduhhh... sampai belepotan gitu. Sini mendekat", Kak Bima menyuruhku untuk mendekatkan wajahku
"Kak Bima mau ngapain, jangan-jangan mau mesum, nih", aku menolak dan menghindar
"Siapa juga yang mau mesum, tuh mulut kamu sendiri belepotan", Kak Bima bersungut-sungut
"Haahh, beneran? Dimana? Sini, atau disini?",aku meraba-raba wajahku
"Ribet amat, sih", Kak Bima meraih wajahku dan menghapus sisa coklat yang terdapat di sudut bibir kiri ku
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband For Me
RomanceADULT CONTENT 21+ Baca aja dulu, kalo tertarik silahkan coment