Chapter 52: When the Rainbow fades

30 1 0
                                    

Malam itu, Juri menatap langit seperti hal buruk akan terjadi. Dan jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Juri, Hari beserta Mei Li berangkat menggunakan perahu bersama para Arcobaleno untuk menuju Pulau Namimori. Ada hal tidak enak yang mereka rasakan sedari tadi.

"Jam segini, kenapa kita harus pergi sih?" ucap Juri memeluk badannya.

"Siapa suruh kau ikut, kora?" ucap Colonello mendayung perahu mereka bersama dengan Fon.

"Aku ikut kemana Kyo-kun pergi tahu! Kalau ga ada aku atau Kusakabe dia gak bisa apa-apa lagian." ucap Juri.

"Kami masih punya kewajiban untuk melihat pertarungan ini. Kalian para pemegang dot Arcobaleno seharusnya tahu apa maksudku." ucap Mei Li serius.

"Aria, apa Gamma gak marah-marah kamu kesini?" ucap Juri khawatir

"Oh, itu? Gak apa-apa kok! Sudah kubilang aku ada urusan." ucap Aria tersenyum. 

"Reborn ojii-sama, kau yakin?" Ucap Juri

"Iya. Aku sudah yakin." Ucap Reborn.

"Reborn serius amat." Ucap Colonello.

"Lebih baik kalian dayung lebih cepat! Matahari udah terbit masalahnya!" Perintah Lal.

"Ashiapp!!" Ucap Colonello

Menjelang pagi, matahari sudah terbit dari ufuk barat. Juri, Mei Li, Hari dan beserta Aria hanya bisa melihat dari kejauhan saja. Reborn akan bertarung dengan mereka semua. Reborn itu terlalu kuat. Mungkin, butuh seratus tahun lamanya kalau ingin melawan dia secara nyata.

Reborn menendang Tsuna sampai ia pingsan, Kyoya menyerang dengan rasa bahagia tetapi ia akhirnya tumbang juga. Juri ingin lari dan menolongnya tapi ia juga tahu itu tidak diperbolehkan. 

"K-kyo--..." ucap Juri

"Tenang, Juuchan. Nanti kita selamatin mereka semua." ucap Hari menepuk pundakku.

"Aria.. kita tahu semua ini akan terjadi.." ucap Mei Li.

Trial yang diberikan oleh Reborn terus berlanjut, mereka semua tidak bisa mengalahkan Reborn. Tsuna akhirnya sadar dan mau melawan Reborn, tetapi ia tidak mau menembaki Reborn dengan X-burner, Tsuna akhirnya gagal dengan tes yang diberikan reborn. Reborn akhirnya pergi. Juri, Hari, juga Mei Li datang dan membopong mereka semua, dan memanggil Shamal dan Gizella. 

"Kyo-kun. Kau terlalu gegabah." ucap Juri membopongnya.

"Sepertinya dia sedang marah. Kalah sama Reborn." goda Hari membopong Yamamoto dan Gokudera

"Udah panggil si Shamal dan Gizella belum?" tanya Hari.

"Iya. Udah." ucap Hari.

Mei Li membopong Chrome dan Ryohei terlebih dahulu untuk dilempar secara tidak manusiawi di perahu. Begitu juga dengan Yamamoto dan Gokudera. Juri membopong Kyoya dan mengendong Lambo didekapannya. Ketiga perempuan itu mengayuhkan perahu mereka sampai tepi pantai. Ini voluntir tidak dibayar. Dan mereka ingin suatu saat nanti Vongola bisa membayar hutangnya pada Cavaliere Nero. Gizella dan Shamal menghela nafas. Shamal tidak rela harus memegangi cewek tapi langsung dapat tatapan senyum mengerikan dari wanita berambut hijau itu.

"Oh, Gizella. Sudah lama kita tidak bertemu!" ucap Shamal memberi kiss bye.

"Oh. Ya. Shamal. Lama tidak bertemu. Bisa kau bopong para lelaki itu?" tanya Gizella.

"Aku akan membopong mereka semua kalau kau mau menciumku." ucap Shamal menggodanya.

"Apa kau ingin mati dan meninggalkan dunia ini, Dokter Shamal?" ancam Gizella.

Hening. Mau tidak mau ia harus mengobati pria. Saat Shamal mengobati mereka semua berdua dengan Gizella. Juri hanya duduk ditepi pantai. Lah, terus gimana ini? Tetap tenang jangan panik. Semua akan baik-baik saja. Tiba-tiba Kyoya keluar dari tempat yang telah ditinggalkan yang sudah disediakan oleh Colonello.

"Kyo-kun, kau tidak apa-apa?" ucap Juri.

"Aku baik-baik saja." ucap Kyoya singkat.

"Kau masih terluka. Istirahat dulu dong." ucap Juri.

"Luka ini takkan bisa menghadangku." ucap Kyoya

"Kau ini keras kepala. Selalu saja. Bisakah kau pikirkan nyawamu walaupun sebentar saja?" ucap Juri menarik kerah kemeja sekolahnya.

"Kenapa kau peduli?" ucap Kyoya tidak perduli.

"Oh, aku juga berpikir mengapa aku memperdulikannya. Baiklah. Lakukanlah apa yang kau mau." ucap Juri melepaskan kerahnya. 

Lalu Kyoya pergi tanpa melihat dan berpikir kembali apa aksinya perbuat. Juri menghela nafas, kadang susah sekali kalau ngobrol sama bocah yang otaknya bertarung terus. Verde memulai aksinya dengan mengeluarkan tank dan menghancurkan tempat dimana Chrome berada dan berkata kalau ia melakukan semuanya demi penelitian dan tidak perduli hal lainnya.

"Ini bukan tes lagi. Verde sudah mengingkari perjanjian Arcobaleno. Ayo kita serang dia sekarang." ucap Reborn memerintah.

Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang