Minta sarannya ya,
Menurut kalian apa BoY harus ganti cover?
Soalnya kemarin saya nemu cerita yang konsep pembuatan covernya agak sama juga gambar cover yang sama dan cerita beliau juga sudah lebih lama publish di wattpad. Thank you ❤
•
•
•
Deva sudah bangun sejak setengah jam lalu, namun dia masih bertahan pada posisinya karena Adara memeluknya. Dia membiarkan dadanya menjadi alas tidur kepala gadis itu. Deva mencium rambut Adara yang beraroma stoberi. Kadang Deva berpikir dimana Adara membeli sampo dengan varian buah-buahan ini. Kemarin saat mereka melepas rindu pertama kali sejak dua bulan tidak bertemu, rambut Adara beraroma jeruk segar lalu tiga hari yang lalu saat Deva mencumbunya aroma rambutnya berubah menjadi melon.Pergumulan mereka semalam cukup membuat Adara kehabisan tenaga. Deva meminta dipuaskan hingga nyaris waktu subuh. Dia mengecup kening Adara dan merapikan rambut wanita itu berulang kali. Deva sangat menyukai momen intim mereka saat ini.
"Love you," bisik Deva. Saking halusnya suara itu, mungkin hanya dia sendiri yang dapat mendengar.
Terusik dengan Deva yang terus mengecupnya, akhirnya Adara bangun walau matanya masih belum terbuka.
"Jam berapa?" tanyanya dengan suara parau khas bangun tidur.
"Delapan. Tidur lagi aja." Deva mendekap Adara ke dalam pelukannya lagi dan wanita itu menurut. Dia berbaring telungkup diatas tubuh Deva.
Adara bangun dan duduk diatas perut lelakinya. Dia mengusap rahang Deva lalu mencium bibir pria itu.
"Morning kiss," katanya. Lalu dia bangun dan beranjak menuju kamar mandi.
Deva tersenyum geli. Tingkah Adara benar-benar menggemaskan belakangan ini. Hubungannya semakin dekat walau mereka tak tahu statusnya apa. Yang pasti mereka saling memberi kabar dna perhatian satu sama lain.
Adara juga mulai cemburu ketika Deva bertemu klien yang usianya sepantaran wanita itu, dia takut Deva tergugah untuk mengajaknya make out seperti dia dulu.
"Mana mungkin. Aku sudah ada kamu," ujar Deva, kala itu sambil tertawa.
Deva membuntuti Adara ke toilet. Dia melihat Adara sedang menyikat gigi dan tubuhnya sudah dibalut handuk.
"Engg.. Tah duwu," kata Adara, masih dengan busa dimulutnya ketika Deva mencium pipinya dan meremas bokongnya.
"Iya iya." Deva mengalah dan mengikuti Adara menyikat gigi.
Lalu mereka mandi bersama. Benar-benar mandi tanpa maksud terselubung apapun.
Deva memakai pakaian lebih dulu. Dia juga membereskan kasur hotel yang berantakan akibat ulah dia dan Adara semalam.
"Dev, tolong dong," kata Adara, sambil menunjukkan punggungnya ke Deva.
Dia meminta tolong menaikkam resleting dress mininya.
Deva mengusap punggung mulus milik Adara, lalu tangannya menyusup dan meremas kedua buah dada wanita itu. Adara menyampingkan seluruh rambutnya ke satu sisi, membuat Deva leluasa mengecup lehernya.
"Deva!" Adara berjengit sambil menjambak rambut Deva yang tengah berdiri di belakangnya saat tangan pria itu menyentuh ujung buah dadanya.
Deva mengakhiri cumbuannya dengan mengecup punggung Adara, kemudian menaikkan resleting dress wanitanya.
Dia memeluk Adara dari belakang. Melingkarkan kedua tangannya diperut wanita itu. Adara mendongak dan meraih dagu Deva untuk dia cium sebab dia hanya sampai segitu.
"Dara,"
"Ya?"
"Mulai besok jangan pakai dress V-neck ini lagi kalau bukan sedang sama aku," kata Deva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You ✅
RomanceKeduanya telah melewati batas takdir. Deva dan Adara harusnya hanya terlibat dalam hubungan pekerjaan, tetapi rasa penasaran membawa mereka berjalan lebih jauh hingga melibatkan perasaan. Tak mudah untuk bertahan kala masalah terus menghadang. Akank...