S.D-P.B#32 [It's Real]

2.5K 289 3
                                    

Seungyoon mendelik ketika Jiyeon mengeluarkan sebuah kacamata yang diyakini miliknya.

"B-bagaimana bisa-"

"Kacamata ini, aku menemukannya di depan laboratorium," jelas Jiyeon. "Kacamatamu terus saja berganti, Seungyoon."

Seungyoon kembali menarik tangannya, lebih tepatnya menyembunyikan kedua tangannya di balik punggungnya. Jiyeon menaikkan alisnya, tidak biasanya Seungyoon seperti ini di depannya. Gadis itu menghela napas sebelum menyimpan kembali kacamata Seungyoon yang sudah retak salah satu lensanya.

Kelakuannya membuat Seungyoon menganga.

"Noona-"

"Kacamatamu akan kupegang sampai kau menceritakan semuanya," sela Jiyeon yang membuat Seungyoon mengembungkan pipinya. "Tidak akan mempan, wajahmu biasa saja di mataku."

"Noona, ayolah..."

"Ti-dak." Jiyeon melipat tangannya. "Sampai jumpa di aula."

Seungyoon menganga, mengiringi kepergian Jiyeon. Seungyoon menepuk dahinya, dia baru ingat jika Jiyeon memang sangat sulit untuk dibujuk. Dia memilih untuk kembali ke kelasnya dan memikirkan cara lain agar Jiyeon mengembalikan kacamatanya.

Dia bosan memakai kacamata bulatnya.

***

Jiyeon berjalan dan bersiul di lorong yang sepi, sampai sesuatu membuatnya tertarik masuk ke dalam ruangan. Spontan, Jiyeon menendang asal yang ada di sekitarnya sampai pekikan terdengar.

"AKH! Sakit, Yeon."

Jiyeon mengusap lengannya. "Jangan asal menarik, Jimin. Kalau tadi bukan aku, habislah kau."

Si pelaku, Jimin, hanya bisa mengelus tulang keringnya yang menjadi sasaran tendangan asal Jiyeon. "Aku tidak memantau, Hoseok Hyung yang akan menggantikanku."

Jiyeon yang menatapnya tajam langsung mengerjapkan matanya. "Tumben? Ada rapat?"

"Yah, begitulah. Rapat di sekolah, tenang saja."

"Oh, oke."

"Mana asupanku?"

Jimin mengaduh ketika dadanya dipukul cukup keras, lalu terkejut saat dasi hitamnya ditarik yang membuatnya menunduk. Berakhir dengan kecupan singkat yang mendarat tepat pada bibirnya. Jimin mengerjap, berusaha memahami yang baru saja terjadi.

"Sudah, kan?"

Jimin mendengus ketika Jiyeon terkekeh lalu berbalik dan mulai berjalan meninggalkannya.

"Pulang sekolah saja."

***

"Gladi berjalan satu jam tiga puluh delapan menit. Istirahat satu jam, dimulai!"

Jiyeon, Hyera, dan Soojin menghela napas dengan lega. Ketiganya melakukan pijat-pihatan kecil pada masih bahu mereka secara bergilir. Suara tawa mereka kembali mendominasi seperti biasanya.

"Wah, suara kalian terdengar sampai ke gerbang," ujar Jaehyun meletakkan tiga botol air minum di depan Jiyeon.

"Terima kasih," ucap Jiyeon. "Seungyoon sudah turun?"

Jaehyun mengerutkan dahinya. "Aku tidak melihatnya setelah pengumuman istirahat."

Jiyeon mengerjapkan matanya. Gadis itu mengedarkan pandangannya. Memandangi satu persatu siswa yang ada di aula sekolah. Jiyeon tersentak ketika menyadari sesuatu hal yang menjanggal.

[1] S. Daddy - P. BabygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang