9

401 33 9
                                    

Tiga hari setelah Charisa tersadar dari komanya. Kini ia hanya menunggu masa penyembuhannya selesai. Butuh 1 Minggu dari perkataan dokter. Tapi itu kalau tidak ada perubahan.

Diruangan itu hanya ada Charisa, Deven, Anneth, dan tentu saja Devano. Hari ini memang bagian merekalah yang terkena menjaga Charisa. Hari sebelumnya ada Joa ,William, dan Friden. Dua hari sebelumnya ada Mirai, Alde, dan Gogo. Sedangkan tiga hari sebelumnya ada Nashwa, Navis, dan Clinton. Jika kalian menanyakan siapakah William, Alde, Navis, dan Clinton. Maka akan kujawab sekarang. William adalah sepupu Joa yang juga dekat dengan Charisa. Alde adalah sahabat sekaligus tetangga Mirai yang tentu saja juga kenal dengan Charisa. Bahkan mereka masih ada ikatan darah. Sedangkan Navis sendiri adalah kakak kandung dari Nashwa. Dan Clinton?? Pernah kujelaskan bukan?? Tentu saja dihari-hari tersebut Mami dari Charisa juga menjaga anaknya tersebut.

Tiba-tiba Deven dan Anneth izin untuk ke kantin Rumah Sakit. Mereka berdua memang belum sarapan. Padahal sekarang sudah menunjukkan pukul 9 lewat 15 menit. Tentu saja Diruangan tersebut tersisa Devano dan Charisa. Jangan tanyakan Mami nya. Ia sedang pergi sebentar ke butiknya. Bukannya tidak peduli. Namun ia sudah mempercayakan semuanya pada Deven. Begitupun juga Devano.

Keduanya pun merasa suasana menjadi canggung. Itu semua karena tidak ada satupun diantara mereka berdua yang ingin membuka suara terlebih dahulu. Hingga akhirnya.

"Cha."

"Hm??"

"Mau ke Taman??" Pertanyaan dari Devano tersebut membuat Charisa membulatkan matanya.

"MAU! Eh! Sekarang??" Pertanyaan dari Charisa malah membuat Devano kesal.

"Enggak! Seabad lagi!" Balasnya sedikit ketus.

"Oh ya udah. Eh tapi se abad lagi gue masih hidup gak ya??" Tanya Charisa pada dirinya sendiri membuat Devano ingin membuang Charisa ke Laut saat ini. Namun ia urungkan. Ia tak mungkin sejahat itu. Ia hanya mengusap wajahnya kasar.

"Ya Tuhan Chaaa! Lo tuh polos atau gimana sih?"

"Hah?? Polos?? Baju gue gak polos kok! Ada coraknya tuh! Hello Kitty nih!" Ujar Charisa polos sambil menunjuk-nunjukkan corak Hello Kitty yang terdapat pada piyamanya. Hal itu tentu saja membuat Devano kesal sekaligus gemas terhadap Charisa.

Eh! Tunggu! Gemas??.

Devano mengusap wajahnya secara kasar lagi. Tidak membalas ucapan Charisa. Ia hanya berdiri kemudian mengambil kursi roda yang tersedia di ujung ruangan. Kemudian mendudukkan Charisa di kursi itu.

Saat di Taman, mata Charisa tertuju pada satu rombong kecil yang terisi es krim. Dengan keberanian penuh, ia segera menolehkan kepalanya kebelakang dengan mata berbinar sambil menunjuk rombong kecil tersebut.
"Dev!"

"Hm?"

"Itu!"

"Apa?" Devano tidak kunjung menoleh dan hanya terpaku pada Handphone nya.

"Ada es krim! Beliin ya!"

"Lo masih sakit Charisa.." Devano mencoba sabar menghadapi gadis didepannya.

"Ish! Dokternya kan gak ada bilang gak boleh makan es krim! Beliin yaaaa! Ya ya yaaa!" Begitulah Charisa, ia akan mengeluarkan jurus manjanya untuk apapun yang ia mau.

"Gak!"

"Devanoooo"

"Gak!"

"Iya!"

"Yaudah gue ngambek!"

"Yaudah!"

Dengan sudah payah, Charisa mengambil alih kursi rodanya dan berusaha mendorong kursi roda yang ia duduki sendiri. Ia yakin, Devano pasti akan menahannya.

Destiny || C.F.L [Wattys 2019]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang