Chapter 57: Melting Heart

29 2 0
                                    

Menjelang sore, pertandingan kompetisi baseball sudah berakhir walaupun SMP Namimori kalah, tetapi mereka sudah melakukan yang terbaik. Jadi para penonton di bangku dimana Juri dan Tsuna berserta yang lainnya hanya bertepuk tangan untuk mengapresiasikan apa yang mereka capai dan berharap bisa menjadi lebih baik lagi. Disaat itu Kyoya pergi sendirian ke atap sekolah, Dino terus mengikuti Kyoya tapi pria kuda berambut pirang itu tetap saja di cuekin. Lalu, Dino yang sudah biasa dengan tingkah laku Kyoya meng-iming-imingi dia dengan Box Weapon.

"Yo Kyoya. Jangan diam saja mari kita latihan." ucap Dino bersemangat

"Tidak mau." ucap Kyoya.

"Lho? Bukannya kau tertarik melihat ini?" ucap Dino memegang box weaponnya.

Kyoya menengok dan bilang tidak. 

"Walaupun kau berkata seperti itu, tapi sebenarnya---" 

Sebelum Dino menyelesaikan perkatannya Tonfa yang diselimuti api awan mulai berdansa ke arah muka Dino, untungnya ada Romario jadi dia bisa menghindar dengan mudahnya. Kyoya hanya tertarik untuk mengigit kuda pirang itu sampai mati. Lalu, Dino menunjukkan box weaponnya kepada Kyoya. 

Disisi lain, Juri berada di base Cavaliere Nero tepatnya di Kuil Pendeta diruang bawah tanah. Walaupun tidak seperti gedung aslinya di markas pusat, tetapi ia masih dapat berkomunikasi dengan Uni. Tempat ini terlarang karena hanya Boss Cavaliere Nero dan Pengurus dari Trinisette yang dapat memasukinya. Walaupun kekuatan batin mereka sudah melemah dalam beberapa tahun, setidaknya Dying Will Flame masih aman. Hari yang berada didalam base Cavaliere Nero sedang berkomunikasi dengan Romario melalui media bernama Whatsapp. Romario bahkan memfoto Kyoya dan Dino yang sedang berseteru. Walaupun cuman bertepuk sebelah tangan untuk Kyoya. 

Mei Li terdiam di ruangannya di base Cavaliere Nero, ia masih ingin mencari cara untuk melepaskan para Arcobaleno yang sekarang untuk lepas sepenuhnya dari kutukan. Walaupun di masa lalu ada yang mencoba melakukannya tetapi tidak bertahan hidup, ada beberapa yang masih hidup mantan para Arcobaleno walaupun wajah mereka menjadi hancur sekarang. Kalau bertanya kepada Uni, tetapi ia pasti tidak tahu apa-apa.

"Hah... aku ingin melakukan sesuatu untuk mereka semua yang paling penting adalah Fon.. tetapi aku juga shock mendengar Fon masa kini telah meninggal." ucap Mei Li berbaring di tempat tidurnya.

Perempuan bos berambut pirang yang menjabat sebagai bos Cavaliere Nero yang telah selesai berbicara dengan jiwa Uni yang telah ia ditemui beberapa waktu yang lalu. Perempuan yang bernama Uni akan menunjukkan dirinya Choice Battle dimulai. Juri agak deg-degan karena pasti Byakuran akan berbuat curang untuk mendapatkan cincin Vongola. Ya sudahlah, hari ini berlalu seperti biasanya tanpa terjadi apapun. 

Juri kembali ke sekolahan dan melihat Kyoya dan Dino masih bertarung, Juri, yang tidak mau menganggu ingin bersidekap di ruang OSIS sendirian. Siapapun yang berasal dari dunia masa depan ini, masih saja mengira kalau Juri Sawada yang dari masa depan seperti dirinya yang di masa depan. Kami masih satu orang yang sama, tetapi itu seperti mereka menemukan pengganti dengan cepatnya. Juri yang menatap langit senja sore itu sendiri dan tidak ditemani Hari mulai berpikir, 'Jadi, untuk apa aku disini?' batinnya bertanya. Dia terus bertanya didalam dirinya tetapi dia menemukan jawaban apapun. 

Hari juga pergi kesekolah dan dia pergi ke atap, saat itu menjelang malam Dino sudah ingin pulang ke apartemennya didekat sekitaran sekolah dan bertemu dengan Hari. Mereka pun berbincang-bincang sampai Hari pergi ke apartemen Dino. Bertanya tentang banyak. Kyoya yang merasa sedikit aneh kenapa perempuan herbivora itu tidak ada disisinya? Dia langsung menghubungi Kusakabe, dan ia bilang tidak tahu. Ya udah Kyoya keliling sekitar sekolah sampai terdampat didepan ruang OSIS dan melihat dia sudah tidur terlelap di mejanya.

"Herbivora ini menyusahkan." gumam Kyoya memberikan jas baju hitamnya untuk menyelimuti Juri yang tertidur.

Tanpa sadar, Kyoya perlahan menggerakkan bibirnya seperti sedang tersenyum tetapi ia tidak mau lihat karena pasti orang akan bilang kiamat akan datang bila seseorang melihat Kyoya tersenyum sendirian. Pria itu mengangkat Juri, ga tau kalau Juri berat apa enggak tapi Kyoya gak komplain lalu ia dibaringkan di sofa dan dibiarkan tertidur disitu dan Kyoya mau menemaninya disisi lain, Hari malah ngestalk lewat cctv yang ia pasang di ruang OSIS. Gak mau ketinggalan berita, Dino juga ikut-ikutan lihat. Dia hampir mau meminta Romario untuk menghajarnya karena dia melihat Kyoya yang biasanya mukanya masam tersenyum. Dia mungkin salah liat? Gak tuh. 

"Romario, aku salah liat nih kali ya. Apa aku perlu memeriksakan mataku?" tanya Dino yang tidak bisa percaya.

"Ini nyata Dino. Masa boongan sih. Aku gak edit video cctv di ruang OSIS kok. Masih mentahan." ucap Hari cekikikan.

Kyoya merasa sedang diawasi, lalu ia melihat kamera cctv diruangan OSIS. Dia merasa kesal, ada orang lain melihat dia melakukan hal yang dilakukan herbivora. Dia mau berpikir Juri yang memasangnya, ah dia tidur begini gak mungkin. Mungkin si wakil atau Dino juga bisa. Kyoya langsung menghancurkan kamera tersebut sampai Hari mendapatkan tatapan tajam hanya melihat kamera visual. Kalau tatapan bisa membunuh seseorang, Hari dan Dino sudah mati sekarang.


Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang