awal dari semuanya..........

5 1 0
                                    

Nimas

Awal kisah

Aku ingat hari itu hari jumat, persis ditempat aku berada sekarang tapi tiga tahun yang lalu. Hari itu aku menyesali diriku yang mulai menyukai seseorang diam-diam dan hanya memendam sampai tiga tahun lamanya. Aku melakukan hal yang sia-sia, ahhhh aku benci ini (teriak frustasi).

Dulu, aku ingat sekali saat itu juga cuacanya seperti ini, anginnya berhembus tak kencang dan suasanya dingin tak menusuk. sore itu aku berjalan sendiri mengelilingi lapangan rektorat yang luasnya tak seberapa ini. Maklum mahasiswi baru, jadi pas diundang diskusi organisasi langsung gercep. Bosan menunggu aku memutuskan duduk di bangku belakang lapangan ini sambil mengamati tanaman disana.

Aku penyuka tanaman dan mengamati tanaman merupakan hobi yang bisa membunuh waktu menungu ini setidaknya (pikirku). Sedang asik mengamati tanaman ini, tiba-tiba ada yang menepuk pundakku, aku otomatis kaget dan langsung menoleh dengan menggunakana ekspresi yang tidak dapat ditebak. alamakk ancak bana (kata ku dalam hati) siapa orang ini kenapa main tepuk pundak orang, tapi ku akui visualnya lumayan, haha dasar aku. Aupun bertanya "iya? Siapa?" dia menjawab dengan lembut, "kamu ikut organisasi X ya? Kenalin aku Xavier kita satu organisasi" wah mendengar tutur katanya yang lembut aku sampe mengaruk telingga yang tak gatal,kok bisa cowok suaranya selembut itu.

Setelah kak Xavier ini datang, tiba-tiba banyak anggota diskusi yang ditunggu-tunggu datang. Tak ku sangka ternyata diskusi ini dihadiri lebih banyak kaum wanita, yang cowok Cuma beberapa biji saja. Aku pun berpikir orang ini banyak fansnya juga

Saat dia menyampaikan materi diskusi sore itu, aku terpana dengan pembawaanya dan senyumnya yang manis bak gula jawa itu. Setiap jeda kalimatnya dia selalu menyempatkan menyungingkan senyum simetris yang menawan dan meluluhkan pertahanan ku. "sial, aku kejebak dan berakhir menjadi pengagum rahasianya. Sialnya lagi setiap mendengar atau meihatnya aku spontan "bershalawat" dan beristighfar. Katanya, dari semua ceramah yang ku tonton dan quote-quote religi yang ku baca jika kita mengiginkan sesuatu kita bisa memperbanyak shalawat pada baginda nabi dan beristighfar karna dengan itu, insya Allah apa yang kita inginkan akan dikabulkan. Bisa bayangkan seberapa besar perasaan ku pada kak Xavier?

Kembali kepada aku yang kini, aku yang kini menajadi pengagum rahasia yang tak berani menatap juga tak berani menyapa. Hari ini hari yang sama di tiga tahun yang lalu, aku memutuskan menyerahkan perasaan "sialan" ini dan membuang pikiran untuk bisa dengannya jauh-jauh.

Oh iya, hari itu juga aku bertemu dengan satu lagi pria yang seengaknya mewarnai hari-hariku di tiga tahun yang suram ini. Namanya kak Aqil. Dia mendekatiku dari tiga tahun yang lalu, entahlah apa dari diriku yang menarik hingga sampai sekarang dia tak sedikitpun menyerah padaku. Padahal hampir tak pernah kugubris perasaannya yang mengangu itu.

Kak Aqil kini menjadi laki-laki yang matang dengan segala persiapannya. Setiap menghubungiku, dia selalu berkata "selese kuliah, aku lamar kamu ya" awalnya aku kira ini hanya kata-kata kosong yang tak bermakna akupun mengangap ini gurauan sehingga ku timpali sekenanya. Tak ku sangka dia membuktikannya dengan segera. Tahun depan dia akan lulus alias diwisuda, ternyata dia langsung menagih janji ku 2 tahun yang lalu yang sudah kulupa itu, dan kalaupun ku ingat seingatku itu hanya gurauan semata.

Ahhhhh dasar aku. Padahal kak Aqil ini baik sekali, baik sangat malahan. Tapi ya namanya hati ngak ada yang bisa prediksi, kak Xavier tetap jadi role man bagiku. Sebenarnya perasaan ini benar-benar sia-sia kadang aku berpikir untuk apa menyukainya jika dia tak tahu. Tapi tetap berlanjut sampai sekarang, hingga aku sudah lupa berapa banyak usaha yang sudah gagal kulakukan untuk melupakannya.

Sekarang ,tak terasa waktu cepat juga berjalannya. Tak disangka sudah dua tahun sejak kak Aqil menagih janji itu padaku. Artinya sudah satu tahun juga aku lulus dari universatas itu tempat dimana kenangan begitu banyak terukir disana, tentang kak Xavier, kak Aqil, aku dan semuanya. Tak terasa waktu begitu cepat beralu, Ya karna akibat dari penggunaan sosial media dan antek-anteknya ya gini lah akibantnya waktu seakan estapet dan ngak pernah kerasa berjalan, tautau udah malem aja dan eh udah ganti hari. Hahaha

Sekarang aku sudah menjadi sarjana sesuai dengan bidang ku. aku sekarang menjalankan sebuah usaha snack ringan yang omsetnya tak teralu besar, tapi cukup untuk membiayai ku dan 4 anggota keluargaku yang lain. Sejak saat perayaan kelulusan dulu, aku tak lagi melihat kak Xavier, entah bagaimana dia sekarang, wall sosial medianya pun memang sering update tapi tak jauh-jauh soal pekerjaan dan kata penyemangat. Jarang sekali dia menasukkan foto apalagi video.

merasa bosan aku memilih membuka beberapa sosial media dari mulai FB smpe IG sudah ke jelajahi ebberapa jam ini. Dan tiba tiba muncul foto d IG ku yang membuat mataku melotot dan mulutku menganga lebar. Kak Xavier mengungah foto sepasang cincin yang manis lengkap dengan kotaknya berwarna biru tua yang terbat dari kain beludru dengan bentuk love . Dengan caption yang tak kalah membuat ku syok. " I'll do the best in future to make u happy. Thank u to accept me and be my future. Tiga bulan lagi, insha Allah" lengkap dengan emoticon love terbang dan wajah tersenyum dan juga emoticon cincin dan pengantin.

Hatiku seperti teriris, rasanya aku ingin menangis tapi harga diriku melarangku. Siapa aku dan siapa dia, kenapa harus menangis dia bahkan tak tahu aku, mungkin tiga tahun yang lalu saat dia menyapa ku juga dia tak ingat. Dasar aku, kini aku tahu perasaan ini benar-benar tolol dan membuang waktu ku selama ini. Ini benar-bnar tak ku sangka. Aku tau suatu saat dia pasti menikah tapi tak ku sangka ini bisa membuat mood ku terjun bebas dan nafsu makanku menurun. Saat sedang asik-asiknya melamun dan merenungi kebodohan ku yang haqiqi ini, tiba-tiba bel rumah berbunyi dan terdengar teriakan orang yang mengucapkan salam. Banyak sekali kedengarannya orang-orang ini.

Ibuku sudah menyuruhku membuka pintu, karna mendengar suara yang tak asing mengucapkan salam, aku putuskan untuk tak memakai jilbab saat membuka pintu. "waalaikumsalam dean, ngak usah teriak-teriak kalll" suara ku terputus melihat ternyata si dean "sialan" ini ngak datang sendiri melainkan sama ibu bapaknya dan juga kakaknya yang tak llain adalah kak Aqil. Aku saat ini memakai baju sampai bawah lutut dengan rambut yang disisir rapi dan sedikit basah khas baru selesai mandi. Dan akupun berteriak "aaaaaa dean kenapa ngak bilang datangnya rame-rame" langsung saja ku banting pintu dan lari kekamar mencari jilbab dan gamis yang bisa kupakai.

Ku dengar dari dalam kamar, karna rasa malu ku hari ini yang sangat tinggi ditambah mood ku yang tidak baik kana melihat postingan kak Xavier, aku menangis. Aku ngak tau menangis gara-gara yang mana, dilihat kak Aqil dan keluarganya tanpa penutup kepala atau alasann satunya yang benar benar melukai harga diriku. Aku menagis sejadi-jadinya dan menolak keuar. Saking asiknya dengan pikiran sendiri dan tangisan yang terisak-isak ini aku sampai tak memikirkan kenapa kak Aqil terlebih dengan keluarganya kesini.

Next part >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tiga belas tangkai krisan  kuningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang