Percaya atau tidak, ini memang agak sedikit aneh.
Aku baru merasakannya setelah enam bulan Hoseok resmi menggeret seseorang untuk mengganti nama marganya menjadi seorang Jung. Tanpa aku sadari, aku terus-terusan menatap layar ponsel yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Bulan kemarin, aku hampir mati karena mendapat balasan aneh dari Hoseok yang berkata;
jung fucking hoseok
aku... di rumah?
kenapa?
Untuk kalian yang penasaran, ya, I fucking texted him,
me
tell me where tf are you at.
Itu memalukan sungguh. Aku bisa menghindarinya dengan baik dan berakhir membiarkan pesan terakhirnya tidak terbaca (aku membacanya lewat notification bar, tapi tidak aku balas). Sekarang pukul dua dini hari dan aku memergoki diriku melihat layar ponsel, seakan-akan tumpukan kasus yang kembali aku bawa pulang (lagi) tidak menggugah seleraku. Padahal, biasanya sekalipun ada orangnya, aku tetap membaca kasusku seperti remaja yang kecanduan membaca fanfiksi. Kemudian pukul dua lewat sepuluh menit dini hari aku tersadar sesuatu---seperti di timpuk batu aku tersadar akan satu hal; apa aku benar merindukan panggilan Hoseok atau Hoseoknya?
Setelah itu aku tersadar lagi; man, aku rasa ini titik poin dimana aku suntuk dengan pekerjaanku.
Spekulasi di kepalaku mulai berdatangan dan satu hal yang aku yakini sekarang ialah bahwa aku telah menjadikan Hoseok dan panggilannya sebuah kebiasaan. Aku terlalu larut, barangkali. Itu normal, kurasa, dan tidak apa, aku akan baik-baik saja.
Selanjutnya, ya, aku baik-baik saja. Luar biasa baik-baik saja, bahkan bukan hanya tumpukan berkas yang aku bawa pulang melainkan sebuah---bukan, seorang lelaki yang aku bawa ke rumah. Aku tidak ingin naif kalau aku tidak berbuat apa-apa dengannya, karena aku memang melakukan apa-apa dengannya, dan dia, benar-benar sialan mainnya. Aku hampir melempar tantrum padanya (lagi) saat dia menaruh ponsel dengan bunyian amat sangat nyaring punyaku di dekat telingaku. Astaga. Aku bisa menendangnya. Aku sangat bisa menendangnya.
"Sialan," aku berucap kasar, tidak peduli siapa itu. Aku cuma ingin mengistirahatkan seluruh badan---kedua pahaku, lebih spesifiknya. "Dengar, aku tidak punya waktu untuk apapun yang terjadi sekarang juga. Jangan andalkan aku, kau boleh hubungi siapa saja asalkan jangan aku, Kris. Kau bilang aku boleh istirahat, dan aku menyelesaikan kasusnya, kita bahkan merayakannya semalam, jadi tolong, hubungi yang lain—"
"H-hey, Jules."
Mataku terbuka sembilan puluh delapan persen, "Hoseok?"
"Jules, I fucked up."
Yeah, senang mendengarnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
hey jules
Fanfiction○○ COMPLETED ○○ "hey jules, i fucked up." "in which level are you now?" julie tidak pernah terlalu penasaran sampai kapan hoseok akan terus menggeretnya ke dalam masalah yang punya level berkontinyu, buat apa, ia mengantongi isu yang lebih besar. ■ ...