prolog

16 0 0
                                    

Author POV~

    Seorang gadis dengan balutan seragam coklat tengah sibuk mengotak atik komputernya diruang yang hening. Sesekali dia menatap jam di dinding ruangan yang terus berdetak.

"Cha.." panggil seseorang tiba-tiba dari depan pintu ruangan.

"..." hening. panggilan tersebut di acuhkan begitu saja

"Cha" panggil suara tersebut lagi, yang sama sekali tidak di perdulikan. Sosok tersebut mendekat dan menyentuh pundak gadis itu.

"Woyy..denger gak?" Kejut nya kemudian

"Eh iya, kenapa Bang?" Tanya gadis itu terkejut.

"Parah banget kamu , ngapain sih?" Tanya sosok itu sembari menjatuhkan badan di sofa tengah ruangan.

"Ngetik surat buat dispen besok, Bang Eza " jawab gadis itu tanpa melepas pandangan dari layar komputer

"Dispen apaan?" Tanya Bang Eza -sosok tadi-

"Besok kan upacara hut saka bhayangkara" jelas gadis itu sembari menunjukan mata jengahnya

"Ya ampun! belum bikin sambutan lagi" keluh Bang Eza setelahnya.

"Sudah kuduga hmmm...nih" jawab gadis kita sembari menyerahkan map merah yang isinya adalah sambutan ketua DKC.

"Eh ? Ya ampun , thanks Yaa Cha.. " kata Bang Eza sembari membaca isi map tersebut.

"Chalia, Yuk balik" ajak seseorang tiba-tiba.

"Bentar van, dikit lagi nih " jawab gadis tadi yang kita panggil mulai sekarang Chalia.

"Ngapain sih dari tadi?yuk ah dah mau magrib nih" ajak nya lagi.

"Sabar Ivan~~~" jawab chalia lagi yang dibalasi hembusan nafas panjang dari Ivan.

" Cha ...ga keburu ntar" kata Ivan lagi setelah duduk di sofa bersama Bang Eza.

"Mau kemana sih emang kalian?" Tanya Bang Eza tiba-tiba.

"Mau pergi non-"

"Ngantar surat izin Bang" potong Chalia tiba-tiba yang menatap lurus ke arah Ivan.

"Ohhh ngantar surat tadi siang pasti" kata Bang Eza lagi.

"I...iya bang " jawab Ivan terbata.

"Ya sudah, kalian lanjut aja, abang mau balik duluan kalau gitu" kata bang Eza sembari bergegas.

"Oke bang ti hati.." kata Chalia.

"Yok,duluan.." kata Bang Eza lalu menghilang di balik pintu.

"Van loe hati-hati kalau ngomong". Kata Chalia setelah Bang Eza benar-benar pergi.

"Ya maaf Cha gue keceplosan". Jawab Ivan semabri mengaruk- garuk tengkuk nya.

"Untung aja Bang Eza sibuk baca tadi". Kata Chalia lagi.

"Kita mau sembunyi-sembunyi sampai kapan sih Cha, masa nonton doang susah banget". Keluh Ivan sembari menatap langit-langit ruangan

"Sampai kita jadi Ex-DKC ". Jawab Chalia sembari menunjukan senyuman nya hingga membuat kedua matanya membentuk bulan sabit.

"Loe tau cha, gue nyesel ikutan janji itu" sambung Ivan setelah nya.

"Janji apaan?" Tanya Chalia yang tak mengalihkan pandanganya dari layar komputer.

"Huhhh , janji apa lagi, janji buat ga pacaran sama anggota DKC karna kita saudara" jelas Ivan lagi .

"Ya udah lagi , trus kenapa? Kita kan gak ngelangar janji " kata Chalia

"Loe tau kan gue suka sama loe, dan jujur Cha gue masih ga terima loe nolak gue karna janji itu" lanjut Ivan sembari menoleh ke arah Chalia.

Chalia terdiam, satu hal yang tidak di ketahui Ivan yaitu alasan sebenarnya dia menolak Ivan adalah Chalia masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya Raeson.

"Tapi loe janji kan Cha setelah kita jadi Ex-DKC loe bakalan nerima cinta gue" sambung Ivan lagi yang kini sudah berada di depan Chalia sembari menatap lurus ke mata gadis itu. Yang di jawab dengan senyuman tipis.

"Jawab dulu Cha-"

"Sudah selesai~~~ yuk jalan" potong Chalia cepat, dia tak pernah mau jika di minta berjanji untuk suatu hal yang tak bisa di tepati nya.

"Beneran?! Eh ayo!" Jawab Ivan terlihat sangat senang setelah jenuh menunggu Chalia.

"Loe ke mobil duluan aja, gue mau nutup jendela sama beresin meja dulu" kata Chalia lagi yang di jawab dengan anggukan oleh Ivan.

"Jangan lama!" Kata Ivan sebelum meninggalkan ruangan tersebut. Yang di balas jawaban iya dari Chalia.

"Maafin gue Van, gue ga bisa janjiin loe hal yang gak bisa gue kasih" gumam Chalia pelan sebelum menutup jendela.

.
.
.

Thanks for read :*
See u in next chap~~

DKC(inta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang