Wonwoo yang memutuskan kembali ke kampus setelah menjenguk Jihoon, kini sedang duduk diam menikmati makan siang menjelang sore di kantin kampus. Sedangkan Jeonghan tadi pamit untuk mengejar dosen pembimbingnya yang tiba-tiba mengirimi pesan. Padahal gadis cantik itu baru saja makan beberapa suap.
Wonwoo mengakat kepalanya begitu merasa ada orang di depannya. Dan senyum menyenbalkan Soonyoung yang pertama kali di lihat gadis tinggi itu. Gadis itu mendengus kemudian setelah tau siapa yang mengganggu waktu makannya.
"Won, bagaimana kondisi Jihoon?" Soonyoung membuka suaranya bertanya setelah mendapat tatapan tajam dari Wonwoo.
"Tidak terlalu mengkhawatirkan. Kau tenang saja." Wonwoo menjawab dengan nada kesal yang sangat ketara. Gadis itu teringat kejadian di kamar Jihoon. Dia bahkan masih bisa melepar wajahku dengan boneka.
Soonyoung tersenyum tipis kemudian bersuara, "Terima kasih ya, aku pergi dulu."
Balasan Soonyoung membuat Wonwoo mengerutkan keningnya memandang laki-laki sipit di depannya dengan bingung. "Mau kemana?"
"Ruang dosen." Soonyoung menjawab sambil menunjuk pintu keluar dengan dagunya. Kemudian laki-laki menjelaskan maksudnya. "Aku mau minta surat persetujuan pindah tempat magang."
"Kau mau pindah kemana?" Soonyoung tertawa pelan kala melihat wajah bingung milik Wonwoo. Gadis itu terlihat penasaran dengan terus bertanya padanya.
"Sekolah di kota ini saja, aku sadar, aku tak bisa melepas Jihoon." Soonyoung tertawa pelan sebari menjawab pertanyaan Wonwoo. "Sudah ya Won, aku harus menemui Sir Min sekarang." Laki-laki sipit itu kemudian beranjak dari bangkunya, lalu mengusak pelan rambut Wonwoo sebelum meninggalkan gadis yang lebih tinggi darinya itu.
"Ya!" Wonwoo berdecak sebal memandang punggung Soonyoung yang menghilang dibalik pintu keluar kantin. Kelakuan Soonyoung memang menyebalkan sama seperti kelakuan Jihoon hari ini. Sekarang Wonwoo mengerti alasan Jihoon uring-uringan akhir-akhir ini.
~
"Seungkwan-ah,"
Seungkwan yang tengah membaca novel di perpustakaan pun sontak mengangkat kepalanya begitu mendengar namanya dipanggil. "Sedang sibuk?"
Seungkwan tersenyum kala mata bulatnya menangkap sesosok laki-laki sipit yang sangat dikenalinya, kini sudah duduk dengan nyaman dihadapannya. "Ah oppa, aku sedang kosong kok." Seungkwan menjawab sembari menutup novel yang tadi dibacanya. Gadis berpipi bulat itu kini mengarahkan seluruh atensinya pada laki-laki sipit dihadapannya itu. "Hanya menemani Hansol mengerjakan tugas. Ada apa?"
Mata sipit Soonyoung membulat ketika mendengar nama kekasih Seungkwan. "Ada Hansol? Dimana?" Kemudian kepala laki-laki sipit itu celingak-celinguk mencari keberadaan juniornya yang bule itu.
Seungkwan tertawa melihat tingkah kakak tingkatnya. Kemudian menunjuk salah satu rak buku yang berderet agak jauh dari meja mereka sekarang. "Sedang cari buku di rak ujung sana."
Soonyoung hanya mengangguk setelah mengikuti telunjuk Seungkwan, namun tak melihat keberadaan Hansol. Soonyoung berdeham beberapa detik kemudian yang langsung membuat Seungkwan menatapnya lagi. Lantas laki-laki sipit itu bertanya. "Aku boleh minta tolong?"
"Boleh tentu saja. Minta tolong apa, oppa?" Jawaban Seungkwan lantas membuat senyum lebar mengembang di wajah tampan Soonyoung. "Bantu aku hubungi Jihoon ya."
Seungkwan ikut tersenyum lebar kala mendengar pemintaan Soonyoung. "Tenang saja, misi akan berhasil." Gadis berpipi bulat itu tak lupa mengangkat salah satu ibu jarinya yang membuat Soonyoung tertawa pelan.
"Gomawo Seungkwan-ah. Aku pergi dulu." Balas Soonyoung sebelum beranjak dari tempat duduknya. Laki-laki sipit itu tak lupa mengusak kepala Seungkwan, baru melangkah kakinya menjauhi meja Seungkwan. Meninggalkan Seungkwan yang masih tersenyum lebar memangdang kepergian kakak tingkatnya yang keluar dari perpustakaan.
"Kwan-ah, bukunya tidak ketemu. Tidak ada di rak itu, hanya ada dua buku ini saja." Suara Hansol yang baru datang langsung mengalihkan pandangan Seungkwan dari pintu perpustakaan. Mata bulat gadis itu kini menatap kekasih bulenya yang mendudukan bokong disebelahnya tanpa mengalihkan perhatian dari kedua buku yang dipegangnya.
Seungkwan mendengus menatap sebal kekasihnya. "Kau tidak mencarinya dengan benar, biar aku saja yang mencarinya." Gadis mungil itu beranjak dari tempat duduknya berjalan menuju jejeran rak buku dengan wajahnya yang kesal. Meninggalkan Hansol yang kini sedang menbolak-balikan halaman buku lalu fokus mengetik di laptop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berpisah Itu Mudah [Soonhoon GS]
FanfictionSoonhoon couple. Padahal berpisah itu memang mudah, namun menghapuskan semua kenangan kita adalah hal yang paling menyulitkan untukku Disclaimer : seventeen milik pledis dan keluarga mereka. Ide cerita murni milik sendiri. Terinspirasi dari lagu ber...