Syahirah 2 || BAB 24

181 10 0
                                    

"Akan Hanna jawab sekarang. Tapi tunggu pak Kiyai dan bu Nyai datang, ya?" kata Hanna. Aldo mengangguk setuju.

Tidak lama kemudian. Yang ditunggu pun datang. Pak Kiyai dan bu Nyai. Hanna dan orang-orang yang berada diruang tamu mengira hanya pak Kiyai dan bu Nyai yang datang, tapi Azki, Azka, dan Azra juga ikut datang.

Azki, Azka, dan Azra di ajak oleh pak Kiyai karena mereka masih keponakannya dan keponakan ustadz Syaiful. Azki terkejut melihat tamu pamannya. Yaitu, Aldo beserta keluarga.

Ustadz Syaiful mempersilakan Azki, Azka, dan Azra untuk masuk ke dalam karena sedari tadi mereka hanya berdiri mematung diambang pintu. Dengan senyum canggung. Azki masuk ke dalam yang diikuti oleh Azka dan Azra.

Pak Kiyai dan bu Nyai sudah tahu maksud dan tujuan Aldo datang bersama keluarganya. Karena Aldo sudah membicarakannya lebih dulu kepadanya semalam.

"Nah, Hanna, jadi apa keputusanmu?" tanya pak Kiyai Gufran.

"Insya Allah, Hanna siap."

"Jadi, kamu menerima lamaran saya?" Aldo bertanya untuk memastikan. Hanna mengangguk.

Azki dibuat terkejut untuk kedua kalinya. Jadi, Aldo datang mengajak kedua orang tuanya untuk melamar Hanna. Sepupunya? Lalu bagaimana dengan Syahirah? Apa Syahirah tahu rencana Aldo yang melamar Hanna? Begitu banyak sekali pertanyaan yang terus berdatangan dibenak Azki.

"Alhamdulillah," ucap Kiyai Gufran. Semua orang berucap syukur sambil mengusap wajah mereka. Mau tak mau kedua orang tua Aldo ikut berucap syukur sambil mengusap wajah mereka. Begitu pula dengan Azki. Laki-laki itu masih tidak tega apabila Syahirah mengetahuinya.

"Jadi kapan kamu ingin menikahi Hanna?" tanya pak Kiyai Gufran lagi. Ia mewakili adiknya untuk bertanya.

"Insya Allah, kalau pak Kiyai dan keluarga pak Ustadz tidak keberatan, saya ingin menikahi Hanna secepatnya. Dua minggu setelah lebaran. Apakah bisa pak Kiyai, pak Ustadz?" kata Aldo.

Kedua orang tua Aldo lagi-lagi dibuat terkejut oleh anaknya sendiri. Tanpa persetujuan, tanpa adanya diskusi, tiba-tiba anaknya memiliki rencana untuk menikahi wanita yang baru mereka temui dan baru kenal pada waktu dua minggu setelah lebaran.

Bukan hanya kedua orang tuanya Aldo saja, tetapi Azki juga dibuat terkejut untuk kesekian kalinya. Azki menatap kearah Aldo dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana bisa secepat itu? Jika sekarang puasa sudah memasuki hari ke tiga, pernikahan dilakukan dua minggu setelah lebaran, maka waktu yang dibutuhkan untuk mengurus acara pernikahan adalah satu bulan lewat sebelas hari. Bagi Azki, itu terlalu cepat untuk mengurus segala persiapan.

"Paman, Azki izin keluar dulu. Sudah waktunya Azki mengajar. Silakan dilanjut lagi acaranya," Azki pun keluar dari rumah Ustadz Syaiful setelah mendapat izin dari kedua pamannya tersebut. Azki menghela nafas. Yang ada dipikirannya sekarang adalah Syahirah. Wajah sedih perempuan itu kini terbayang.

Syahirah melihat Azki yang sedang berjalan sambil melamun. Syahirah pun memanggil nama laki-laki itu. Tapi, si empunya nama tidak mendengar. Mau tidak mau Syahirah mengejar langkah laki-laki itu. Syahirah memberi salam. Tidak dihiraukan oleh Azki.

Syahirah mencari sebuah benda yang bisa untuk menyentuh laki-laki itu. Supaya Azki tersadar dari lamunannya. Syahirah menemukan sebuah ranting. Ia mengambilnya dan menusuk pelan lengan Azki. Laki-laki itupun tersadar. Azki menghentikan langkahnya dan menoleh ke samping.

"Syahirah? Assalamu'alaikum," kata Azki.

"Wa'alaikum salam. Kamu ngapain jalan sambil melamun? Aku panggilin beberapa kali kamu masih enggak denger," kata Syahirah.

Syahirah 2: Aldo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang