Agrypnotic

7 0 0
                                    

Aku terbangun dari tidurku dengan badan yang cukup pegal, terakhir yang kuingat aku memang sedang membalas chat klien ku yang menyebalkan semalam. Namun, aku tak ingat persis kapan aku tidur.

Sudah 4 hari aku tidak tidur dengan nyaman, mungkin karena pekerjaan yang memang berantakan; kebetulan minggu ini aku diberi deadline yang cukup membuatku kesal. Bagaimana tidak, hanya aku yang diberikan sedang mereka diliburkan. Sesekali aku ingin menghajar para keparat itu.

Aku pergi ke kamar mandi, karena aku rasa terlalu dingin untuk bersegera mandi rasa - rasanya aku hanya mencuci mukaku saja agar sedikit segar. Namun tebak apa yang kulihat, ketika ku buka keran yang mengalir bukanlah air segar, darah merah segar mengalir dengan deras.

Aku mencoba untuk mencubit pipiku, tapi ini bukanlah mimpi! Lalu kumatikan saja keran tersebut, dan mencoba berkaca kalau - kalau rambutku kusut. Lagi - lagi yang kulihat bukanlah sebagaimana mestinya.

Aku melihat orang lain yang berada di bayangan cermin tersebut. Rambutku yang setengah ikal menjadi sangat lurus dan sebahu; kulitku yang berwarna kuning langsat berubah menjadi pucat pasi; mukaku yang biasa menyebalkan, seperti kau bertemu para rentenir, menjadi menyeramkan; bahkan aku yang notabene pria sejati menjelma menjadi wanita yang biasa muncul di dalam film horror.

Aku menjauh dari cermin, namun bayangan tersebut mengikuti tindakanku. Lantas aku lari ke arah dapurku untuk mencari sebuah pisau, untuk berjaga - jaga jikalau hantu tersebut muncul. Karena yang kutahu adrenalin manusia akan meningkat kalau sedang terancam.

"klang!" Suara itu muncul dari kamar tidurku. Pasti itu ulah wanita sialan itu, "awas saja kau!". Aku bersegera memasuki kamar tidurku kembali, sambil melihat - lihat keadaan, dan ternyata kosong.

Suara sialan itu pasti hanya imajinasiku saja, mungkin aku memang harus kembali tidur. Sebelum kembali merebahkan badan, aku teringat bahwa handphone ku belum aku charge. Ku ambil benda kesayanganku itu, yang letaknya berada di dekat lemari pakaianku.

Ketika aku ingin mengambilnya, aku menoleh sebentar ke cermin lemariku dan mendapati. Bahwa perempuan itu ada disana.

Tak banyak pikir, aku langsung menancapkan pisau yang masih kupegang itu. Pasti mati ia kali ini! Karena aku tepat menusuknya di ulu hatinya.

"Loh? Kok, terasa sakit.."

------------------------------------------------

Pada malam itu, seorang pria terdengar meraung kesakitan. Kabarnya, ia mati mengenaskan.

1 ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang