Sesi pemotretan berakhir pukul 8 malam, hanya karena sang model baru, datang terlambat dengan alasan: tidak tahu jalan. Kru, tentu saja kesal setengah mati. Namun, ingin bagaimana pun juga, pekerjaan mereka harus selesai hari ini juga.
"Gue ya, kalau besok dapat model seperti ini lagi. Harus banget ngesen, kayaknya." Celetuk salah satu kru dengan sesama kru.
"Yaelah, Bang. Baru juga sekali." Timpal kru lainnya.
"Iya hari ini, memang satu kali. Kalau setiap hari satu kali? Bisa-bisa mati masal kita disini."
"Jangan begitulah, Bang. Ucapan itu doa. Jadi, bicara yang baik-baik saja." Tutur sang photografer sembari mengemas alat-alat beratnya dalam tas kemudian beranjak keluar dari studio.
"Si Nilam-Nilam masih beruntung, hari ini dapat Laira jadi photografernya. Coba kalau yang lain, pasti sudah nangis-nangis. Apalagi...."
Sayup-sayup, Laira masih mendengar pembicaraan beberapa kru tentang pemotretan hari ini. Dia sudah mendengar bagaimana karakter si 'model baru'nya ini. Tidak ada yang spesial ataupun minus berlebihan. Menurutnya, semua itu bagian dari proses.
Menuju basemen, ia bertemu dengan Nilam dan asistennya.
"Mbak Laira." Sapa gadis itu sembari mengangguk dan tersenyum. "Maaf, ya, Mbak."
"Kenapa minta maaf?" Tanya Laira dengan mengangkat kedua alis.
"Karena tadi, saya terlambat." Sahutnya lirih, kemudian menunduk menarik sisi rambutnya ke belakang telinga.
"Oh, itu. Asal jangan diulangi lagi. Sudah dulu, ya." Pamit Laira, masuk ke mobil yang terparkir di samping mobil Nilam. Gadis itu mengangguk menyelipkan ucapan terima kasih.
Sebelum benar-benar keluar dari basemen, Laira melihat kaca tengah untuk mendapati seorang pria menghampiri Nilam. Membuatnya menahan napas dalam beberapa detik, hanya untuk merasakan nyeri di dada.
Seseorang dalam kepalanya berbisik, "He is back, Laira. Because of you or something else?"
Ia menggeleng tajam, memilih kembali fokus pada jalanan yang masih menyisakan kepadatan.
NEXT ➡ PART 1
YOU ARE READING
Game of Laira
RomancePertemuannya dengan Nilam si model baru, membuatnya kembali terhubung dengan sang rival pada kontes photografi musim lalu. 'Keberuntungan' Laira tidak hanya berhenti disana, melainkan membawanya lebih dalam pada sebuah takdir baru dalam hidupnya. Co...