Bagian 9

667 23 2
                                    

Author POV

“Mulai sekarang,  saya akan secara khusus memperhatikan tim ini,” ujar Bara. Semua orang di Tim Penjualan 3 pun tercengang mendengar pernyataan terakhir Bara begitu juga Karin. Setelah mengucapkan hal tersebut, Bara pun meninggalkan ruangan tim tersebut untuk kembali ke ruangannya diikuti oleh Aisha.

Tepat setelah Bara keluar dari ruangan tersebut, Tim Penjualan 3 tiba-tiba beranjak dari kursinya dan berkumpul di tengah ruangan. Sedangkan Karin hanya melihat kelakuan mereka.

“Itu tidak bisa, apakah bos itu serius?” ujar Rizki membuka percakapan mereka.

“Aneh. Aku sudah bekerja di perusahaan ini selama 30 tahun. Sejak perusahaan ini mulai sampai sekarang, jumlah CEO yang datang dan pergi lebih dari jumlah sepatu usangku yang sudah dibuang. Tapi belum pernah ada CEO yang focus pada Tim Penjualan 3 secara khusus. Langkah besar semacam itu…mungkinkah…” ujar Nadya panjang lebar dengan menggantung kalimatnya membuat tim tersebut beserta Karin penasaran.

“Mungkinkah seseorang telah menyinggung CEO Baru tersebut?” lanjut Nadya. Tiba-tiba semua orang melihat ke arah Karin.

“Aku?” ujar Karin sambil menunjuk dirinya karena semua orang menuduhnya telah berbuat kesalahan, “bagaimana bisa aku? Itu tidak bisa. Aku bahkan tidak kenal dia jadi bagaimana bisa dia memberi kesulitan pada Tim ini hanya karena aku. Haha,” ujar Karin mencoba menjelaskan dengan canggung. Namun Nadya, Rizki, Mei dan Sekar masih terus melihat kearah Karin seolah tak percaya.

“Lagipula aku pemula di bidang penjualan, aku penuh energi dan semangat. Aku percaya bahwa selama kita bekerja keras, tak ada yang tak dapat kita lakukan. Mari kita semua berusaha bersama-sama! Buat tim penjualan 3 memenangkan hadiah tahun ini! Semua orang, katakana ‘oke!’!” ujar Karin mencoba mengalihkan pembicaraan dengan kalimat menggebu-gebu di tambah mengepalkan kedua tangannya ke udara.

Namun Nadya, Rizki, Mei dan Sekar tidak bergeming. Tiba-tiba Nadya berbicara sambil melihat jam tangannya.
“Sekarang jam 12 tepat. Mari kita makan siang keluar bersama!” ujarnya dan langsung di ikuti oleh semua anggota tim tanpa memerdulikan Karin yang dongkol karena sudah bertingkah konyol.

Sekarang hanya ada Karin di ruangan tersebut. Tiba-tiba ia membuang rambutnya kebelakang sambil membuang nafasnya kasar.

“Hah! Karin!! Kau tidak bisa dikalahkan. Kau tidak boleh jadi seperti mereka yang hanya bekerja untuk menunggu kematian, bakat yang sia-sia dengan otak yang hanya berpikir tentang makan siang dan makan malam. Hah!” ujar Karin menggebu-gebu karena jengkel.

Saat Nadya, Rizki, Mei, dan Sekar sedang berada di lobi membicarakan dimana mereka akan makan siang, Bara melihat dari atas dan membatin.

“Nadya, 50 Tahun, ketua Tim Penjualan 3. Dia salah satu karyawan sejak perusahaan kosmetik Aline Corp ini berdiri. Dia suka menggunakan waktu luangnya untuk diam-diam pergi ke pasar guna membeli bahan-bahan. Mengenai orang-orang seperti ibu rumah tangga dan apa yang popular di kalangan masyarakat, dia sangat tahu tentang itu. Dia informan bank berjalan untuk perusahaan Aline. Otaknya secara otomatis menyimpan jumlah item yang terjual dan angka penjualan tahun-tahun sebelumnya. Dia satu-satunya karyawan yang memilki 20% saham perusahaan yang juga bukan seorang eksekutif perusahaan.,” batin Bara mendiskripsikan Nadya.

“Sekar, 30 Tahun, dia adalah seorang ibu tunggal. Dia sangat menyanyangi anaknya.  Dia dulunya adalah penjual terbaik dan karyawan super di Aline Corp.  dia berkali-kali masuk majalah karena pekerjaannya yang sukses. Tapi setelah melahirkan anaknya, segalanya berubah,” batin Bara mendiskripsikan Sekar.

“Rizki, 26 tahun, dia adalah kutu buku. Dia sangat pandai menganalisis, dia juga jenius dan kreatif dalam membuat laporan dan kontrak. Tapi dia sangat malas melakukan penjualan. Dia hanya ingin menjadi penulis novel fiksi-romantis terkenal,” batin Bara yang sekarang mendeskripsikan Rizki.

My Boss to My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang