Suara sol sepatu kulit hitam yang bergesekan dengan lantai marmer putih kusam itu berdentum mencapai penjuru ruangan. Langkah itu mulai terhenti lalu berganti dengan suara hujan yang kian menderas.
Obsidian hitam gelap itu menatap dingin pada patung dihadapannya. Tangannya terbuka lalu mengepal bergantian. Ketika tangannya mencapai tenggorokan, lalu bergerak mencekik dan membuatnya tersungkur, lelaki tan itu--
"AAAARRRGGGHHH!!!"
Berteriak. Terlampau kencang hingga menggema. Terlampau parau hingga terpecah. Lelaki tan itu terengah-engah. Dadanya naik turun mengais oksigen untuk memenuhi paru-parunya.
"Merasa lebih baik?"
Lelaki tan itu tertegun lalu menoleh cepat. Disudut ruangan berdebu itu, seorang lelaki munggil keluar. Jas putihnya terlihat mencolok di bawah lampu temaram itu.
"Kau sedang membuat pengakuan dosa-dosa?" tanya lelaki mungil itu kembali. Jongin menatap lurus, sejurus kemudian dia berdiri tegap. Obsidian hitamnya kemudian beralih kembali pada patung besar dihadapannya.
"Aku tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan itu," katanya seraya mengatupkan lengannya lalu menutup matanya sejenak.
"Terlalu banyak hingga tak punya cukup waktu?"
Jongin terkekeh mengangguk sejurus kemudian menoleh pada lelaki mungil. Tangannya terulur untuk berjabat. "Aku Jongin. Kau?"
"Kyungsoo. Do Kyungsoo." lelaki mungil itu menyambut uluran tangan Jongin.
"Senang bertemu denganmu, Kyungsoo. Atau kau lebih menyukai dengan tambahan sufiks ssi?"
"Ah, tidak. Kurasa seperti itu tidak apa. Senang bertemu denganmu juga, Jongin."
Kyungsoo tersenyum memperlihatkan bibir hatinya. Kakinya kemudian melangkah menghampiri kursi yang dekat dengan Jongin. "Jadi, apa yang membawamu kesini?"
Jongin hanya melirik dari sudut matanya lalu kembali terkekeh. Ia kemudian ikut melangkah untuk duduk disamping Kyungsoo.
"Kau tahu, kekehan bukanlah salah satu dari pilihan untuk jawaban yang tepat."
Jongin kembali tergelak lebih keras. "You are quite talkative, but cute. I like it though."
"Kau mengalihkan pembicaraan sekarang."
"I'm telling the truth though." Jongin mengendikkan bahunya seraya mengerling. Kyungsoo tergelak, tangannya bergerak mendorong bahu Jongin.
"You are smiling alot," ujar Kyungsoo tiba-tiba. Jongin tersenyum menanggapi perkataan Kyungsoo. "But you aren't happy."
Jongin tertegun. Kepalanya teralih menatap Kyungsoo lurus. Obsidian hitam itu bersibobrok dengan obsidian hitam kelam Kyungsoo. Bibirnya yang setengah terbuka karena terkejut segera ia tutup dengan cepat. Kepalanya kembali tertunduk menatap lantai marmer putih dengan abstrak hitam.
"Ain't I?" lirihnya pelan namun mampu menciptakan gema lembut disekelilingnya. Paru-parunya kembali terasa sesak hingga dadanya kembali naik turun. Mulutnya terbuka untuk mengais oksigen sebanyak-banyaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Saint | KAISOO
Fanfiction[BxB] Church boy!Kyungsoo×bad boy!Jongin . Tiga hal yang Jongin hindari. Dua di antaranya hanya hal klise, yaitu : Manusia, hujan, lalu Tuhan Lalu Jongin terjatuh pada lelaki munggil yang taat pada Tuhan. Dan Jongin ingin diselamatkan.