11. THROWBACK: HANYA RAGA

146 21 25
                                    

"Sialan ya temen-temen sekelas gue. Cuma gue doang disini yang piket. Awas aja kalian semua." Ujar Alana yang sedari tadi marah-marah sendiri.

"Vi, Rian nungguin tuh." Teriak Alana dari belakang kelas yang sedang menyapu.

Vio yang mendengar ucapan Alana pun langsung menoleh ke jendela, ternyata benar ada Rian di koridor sedang memainkan ponselnya. Vio tidak beranjak dari duduknya, ia malah sengaja bermain hp lama-lama di kursinya.

"Vi, itu Rian nungguin lo. Kok lo gak kesana sih?" Teriak Alana lagi karena Vio tidak menjawabnya.

"Males. Lo aja yang kesana." Jawab Vio dengan malas.

"Gimana sih lo. Kok jadi gue? Kan pacarnya dia itu lo. Ya lo lah yang kesana." Ujar Alana sedikit emosi.

"Ya gue males Alana Dira Angellisa. M-A-L-E-S. Males!" Vio sengaja mengeja kata 'males' dengan keras.

"Lo ada masalah sama dia? Lagi berantem ya? Kenapa nih, tumben. Dari gosip gosip yang beredar, gue denger denger lo sama dia itu gak pernah berantem sedikitpun selama empat tahun pacaran." Alana kemudian menghampiri Vio dan duduk disebelahnya.

Di kelas hanya tersisa mereka berdua, jadi mereka aman untuk cerita apapun. Vio masih merasa malas untuk bicara apapun, gara-gara Rian datang moodnya kembali rusak.

"Vi, lo bisa cerita apapun sama gue. Gue janji gue bisa jadi pendengar setia lo. Kalo lo ada masalah, jangan sungkan sungkan buat cerita sama gue." Ujar Alana yang tahu kalau Vio tidak suka bercerita apapun pada orang yang tidak dekat dengannya.

"Al, gue lagi males cerita apapun. Suruh dulu orang itu pergi. Sekarang gue suka emosi kalo liat dia." Ujar Vio.

"Gila lo, pacar sendiri lo gituin, tega amat. Ya udah deh iya gue usir dia dulu."

Alana bangkit menghampiri Rian menuruti apa kata Vio. Namun tak mudah untuk mengusir Rian begitu saja. Banyak alasan yang Rian sampaikan pada Alana untuk menemui Vio.

Namun Alana mampu mengatasinya. Alana pun kembali duduk disamping Vio. Dan Rian? Sudah Alana usir dulu untuk sekarang.

"Cepet Vi cerita, Rian kan udah gue suruh pergi. Masa lo masih diem aja," Ujar Alana yang sudah penasaran.

Vio menarik nafas pelan sebelum akhirnya mau bercerita. Semua secara detail Vio ceritakan tanpa ada yang terlewat satupun. Alana masih setia mendengarkannya dengan fokus tanpa memotong ucapan Vio.

"Gitu Al. Gue ngerasa kalo sekarang Rian tuh possesif banget. Pake bawa-bawa Bintang lagi. Padahal dulu dia selalu percaya sama gue dan gak pernah mempermasalahkan hal sekecil apapun." Ujar Vio.

"Vi, gue rasa wajar aja kalo Rian cemburu. Artinya dia peduli, dia tulus, dia sayang sama lo. Lo gak seharusnya marah Vi," Ujar Alana menasihati.

"Ya tapi gue gak nyaman dengan dia yang kayak gitu," Ujar Vio.

Alana menghembuskan nafasnya pelan, "Gue ngerti. Sekarang terserah lo. Saran gue, kalian jangan kekanak-anakan. Dan lo mending bilang apa mau lo ke Rian. Rian pasti ngerti kok."

Vio bingung, ia malah bungkam. Tidak menjawab ucapan Alana. Namun ia kembali berpikir bahwa ucapan Alana ada benarnya juga.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang