1. Prolog

10 1 1
                                    

"Tessa, aku punya dua tiket nonton Music Bank nih!"

"Ya Suni-ah, aku tau kau hanya ingin melihat boyband favoritmu nanti di sana dan lagipula aku tidak tertarik dengan K-pop."

"Oh ayolaaaaahh, kumohon," bujuk Suni dengan mata berbinar-binar.

Tessa memasang ekspresi datar sambil tidak berkedip.

"Tidak."

"Please, I'm afraid to go there alone."

"Tidak, aku tidak suka berdesak-desakan."

"Tiket kita VIP."

"Baiklah, kapan?"

Senyum di muka Suni mulai merekah. Ck, tidak susah baginya untuk membujuk sahabat karibnya itu.

"Agustus nanti."

"Benarkah? kalau begitu aku tidak bisa. 3 Agustus nanti aku akan pergi ke Singapura untuk melihat-lihat lingkungan universitasku, Bye," Tessa berencana segera pergi dari situ untuk menghindari apa yang akan dilakukan Suni selanjutnya.

Tapi, Suni segera menggenggam pergelangan tangan Tessa untuk mencegahnya pergi.

Sial aku kalah cepat, batin Tessa.

"Kalau begitu aku akan ikut bersamamu," ucap Suni sambil tersenyum.

Dahi Tessa mengernyit, tidak mengerti apa yang dipikirkan teman konyolnya itu.

"Mungkin Dewi Fortunata sedang berhutang budi padaku."

Suni melonggarkan genggamannya dan segera menjentikkan tangannya.

"Maksudmu?"

"Music Banknya nanti diadakan di Singapura satu hari setelah kau melihat-lihat universitasmu itu. Kau tidak bisa menghindariku lagi nona blasteran."

"Heol, baiklah baiklah. Tapi aku hanya membooking satu tiket pesawat."

"That is just a piece of cake. Jangan pikirkan tiketku, aku akan mengurusnya, sampai bertemu lusa di bandara babe!" Suni berlari riang meninggalkan Tessa sembari melambaikan tangannya tinggi-tinggi. OH YES!

Tessa POV.

"Hahhhh," aku menghela nafas.

"Pasti akan sangat membosankan."

Akupun segera meninggalkan halaman SMA dan pulang untuk mempersiapkan kepergianku nanti.

TING!

Kapan terakhir kali aku mendapatkan pesan ya? Ah, sungguh miris sekali diriku ini.

Mom: Tessa, apakah kau sudah mempacking barang2mu?

Tessa: Belum mom. aku
baru akan pulang

Mom: hey, biar aku sarankan. carilah seorang pacar. setidaknya ada seseorang yang akan memerhatikanmu selagi aku dan Daddymu tidak di Korea.

Tessa: Is Suni a joke? aku
tidak memerlukan pacar Mom. Lagipula mana ada orang Korea yang ingin berpacaran denganku. mereka rata-rata punya foreigner-phobia

Mom: Kau juga orang Korea

Tessa: Tapi fisikku lebih
dominan Inggris dan Rusia. Aku bahkan tidak tau ingin menjadi warga negara apa nanti🤔

Mom: Whatever you say pokoknya aku tidak ingin kau menjadi perawan abadi. jika tidak, jadilah seorang biarawati saja

Tessa: Alright.

Author POV.

Incheon Aiport.

"Halo Suni, kau dimana? pesawat kita sebentar lagi akan take off."

Tessa menelfon dengan gelisah mengetahui Suni tak kunjung datang.

"Dor."

"ANJ- YA! KAU HAMPIR MEMBUATKU JANTUNGAN," teriak Tessa sambil memukul lengan Suni.

"Aww, mian mian hehe."

"Ayo kita bergegas."

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Favorite HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang