Hari Senin adalah hari yang membosankan bagiku. Lihat saja, sekarang aku berada di luar gerbang sekolah, ya aku terlambat berangkat sekolah. Huh menyebalkan, padahal aku sudah memasang alarm ku, tapi dia tidak membangunkan ku, bukan sepenuhnya salah dia sih, aku saja yang mengulur waktu. Hehehe:"
"Sasa?" Seseorang dari belakang memanggilku, dan aku pun menoleh
"Eh Rasya, telat juga?" Tanyaku mengubah posisi dan duduk di kursi kayu
"Iya nih, nganterin adik dulu tadi"jelasnya dan duduk di kursi samping "kamu sendiri telat kenapa?" Tanyanya
"Oh itu, aku kesiangan tadi" kataku sambil menggaruk tengkukku
"Oh kesiangan.."jawabnya singkat "Upacaranya belum selesai juga sih,lama banget"ujarnya lagi sambil melihat-lihat ke dalam gerbang
"Ya upacara emang lama, ini juga baru mulai" kataku mengikuti mengikuti arah pandang Rasya
"Iya juga sih, jadi kita berdua aja yang telat nih?" Tanya Rasya saya sambil mendongakkan kepalanya melihat sekeliling
"Kaya'nya sih gitu"
Oh my gosh! Ga nyangka telat bareng Rasya, senengnya diriku..
"Untung kita sekelas, jadi bisa dihukum bareng gitu, eh maksudnya aku nggak sendirian telat masuk kelas" ujar Rasya menggoyangkan kedua kakinya
"Hehehe iya sya, aku aja takut telat sendiri, untung ada kamu" kataku dan ikut mengayungkan kakiku
Jadi gini.. Rasya dulunya itu masuk kelas 9c, tapi karena ada suatu hal yang membuatnya harus pindah ke 9b.
_________________________________________
Saat upacara selesai dan kita berdua dihukum karena terlambat. Lalu kita berdua masuk kelas.
"Huu telat huu" suara suara itu sudah menjadi kebiasaan teman-teman saat ada temannya terlambat masuk kelas
Aku hanya menunduk dan berjalan menuju guru pengajar diikuti Rasya dibelakang ku
"Sudah sudah! Jangan teriak teriak" semua anak terdiam mendengar teriakan Bu Nur "kalian kenapa telat?!" Tanya Bu Nur guru bahasa Indonesia
"Tadi saya kesiangan Bu" jawabku sambil menunduk
"Saya nganter adik dulu Bu" Rasya pun menunduk
meski Rasya terkenal dengan lagak badboy-nya, tapi dia jarang terlambat sekolah, bahkan hampir tidak pernah. Dan dia juga masih memiliki sopan santun terhadap guru.
"Yaudah, Duduk sana!" Lalu kami berdua duduk di bangku masing masing
Sesampainya di bangku, aku langsung membuka buku paket halaman 173, seperti instruksi Aini. Teman sebangkuku.
"Disuruh buat puisi sama Bu Nur" ujar Aini sedikit membisik
"Puisi? Tentang apa?"
"Tentang perasaan bebas katanya, dikumpulkan Minggu depan" jelas Aini
"Oh, oke." Jawabku dan kembali mendengarkan penjelasan Bu Nur
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzku
Short StoryAku seorang santri biasa. Mengagumi seorang ustadz apakah sebuah kesalahan? Menaruh sebagian rasa kepada seseorang apakah sebuah kesalahan? Aku tidak tau semua itu, aku hanya santri biasa yang banyak mengagumi ciptaan Tuhan. I hope you like my story...