X. Mengaki
Kau tuanku,sayang dan aku budakmu
Menghamba dikau tanpa langsung
Mengantre laksana siarah
Dan kau adalah baksaranyaBanyak gubahan yang terbentuk
Dan banyak gubahan juga yang melenakan
Padahal tujuan awal untuk memajukan
Kini menghancurkanAtas hakikat apa ku mengaki?
Padahal dikau diciptakan dari basyar
Memang pada dasarnya para basyar itu imbesil
Ambisi mendapatkan sesuatu yang tak pasti
Padahal itu semua imajinasiPusu-pusu kebodohan melonjak
Kutanya pada baskara tentang manifestasi rekognisi
Seharusnya para basyar ini berjerih
Malah berdalih
Memisit alat kecil berinternetXX. Memungkasi
Nelangsa para atas
Sang Tetua bertanya-tanya
Kapan ini memungkasi
Nelangsa para tetua melihat kebodohan cucunya
Tapi itu tidak mungkin berhentiAkan terus berlanjut
Bagai eceng gondok yang terus melonjak
Ambisi para basyar untuk berkuasa
Berakhir dikuasaiDi dedikasikan untuk : aisyah yunita
(Untuk manusia yang terlalu terlena)A Z I Z A H
M U M T A S
| 9 Juni 2019|
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi puisi
PoesíaMereka itu bejat,tetapi keberaniannya hanya sebesar upil. Padahal sang negeri fana ini tidak membutuhkan insan insan yang biadab.