Pilihan yang sulit

9 5 2
                                    

"Hm... aku, sebenarnya aku.."

"Aku apa samuel?"

"Aku-.."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Samuel pov

Bagaimana ini?, aku tidak tau apa yang harus ku katakan pada fani, oke maaf kalau aku bohong padamu fani.

"Aku itu hanya khawatir fani, kenapa kamu malah jadi serius banget sih" sambil mengacak acak rambutnya.

"Oh okay, tapi kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan ku tadi?" Sambil memasang wajah tersenyum manis

"Aku sudah bilang kan tadi kalau aku itu hanya khawatir fani, bukan karena aku suka padanya"

"Oh syukurlah" ucapnya pelan

"Apa? Tadi kau bilang apa fania?" Dengan nada kaget dan bingung.

"Ah tidak aku hanya mengingat vania, aku baru sadar ternyata bukan aku saja yang melindungi vania tetapi kamu juga" dangan muka khawatir

"Oh okay, sudah ya aku mau ke kelas dulu" kataku sambil melambaikan tangan dan pergi

***

Sebenarnya siapa yang ada di hatimu samuel?, mengapa kamu begitu perhatian pada vania, dan kamu serasa nyaman di dekat fani. Tapi aku tidak berani kalau aku menyukai vania, itu semua karena apa yang ada di hatiku ini ada dua bukan hanya satu. Tapi kenapa... lamunanku buyar karena sapaan dari daniel

"Hai samuel, tumben tumbenan kamu diam begini sam?"

"Ah tidak, aku hanya bingung dengan hatiku ini". Ahh mati aku keceplosan.

"Apa?"

Dia ini mendengarnya atau kaget karena ucapan aku tadi?

"Ternyata kau sudah jatuh cinta sama perempuan lain tapi kau tidak mau memberitahu kepadaku ya.." Ah sial ternyata dia mendengarnya tadi, tapi kenapa cengingisannya yang sinis itu harus ada di depan wajahku? "Jawab siapa perempuan yang ada di hatimu itu cepat beritahu aku sekarang" lanjut daniel sambil memegang pundak samuel. "Fani dan vania" jawabku pelan. "Apa? Fani dan vania?" Ucapnya keras sampai sampai semua mata tertuju pada aku dan daniel. "Sial kau niel, diam kau sebelum aku menonjok mukamu itu dengan tangan ku ini" kataku pelan agar yang lain tidak mendengarnya. "Iya iya maaf maaf aku keceplosan, tapi apakah benar tang ada di hatimu ini ada dua orang sekaligus?" Tanya daniel tapi kali ini dengan wajah yang lumayan serius. "Iya" jawabku penuh malu. "Oh okay, kamu tidak mau mereka berdua menderita kan?" Tanya daniel dengan sangat serius "tentu saja tidak, kau bodoh ya kau kira aku ini cowo macam apa hah? Jawabku kesal. "Kalau begitu kau harus memilih satu, karena jika kau memilih dua duanya sama saja kau menyakiti kedua gadis itu" jawab daniel dangan wajah datar. "Iya aku tau, tapi aku bisa apa, aku saja tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya" jawabku pelan kepadanya, dan jujur aku belum pernah jatuh cinta dengan orang lain dan sekalinya aku jatuh cinta kenapa langsung ada dua orang di  dalam hatiku ini? Tanyanya entah sama siapa di dalam hatinya. "Okay kau harus pikirkan itu matang matang" katanya dan langsung meninggalkan ku. Kau ini bagaimana sih bukannya membantuku membuat pilihan malah membuatku makin bingung saja ucap ku dalam hati sambil melihat punggung daniel yang mulai menjauh dari arah pintu

***

Vania pov

Sebenarnya aoa yang ada di pikiran fani sampai sampai dia bilang kalau aku suka pada samuel, pertanyaan bodoh macam apa itu, ocehku entah sama siapa di dalam kamarku yang sunyi. Oh iya aku lupa aku belum pernah menceritakan tentang ke dua orang tuaku ya maaf ya..

Namaku vania frenklin dan aku adalah anak tunggal selama ini.

"Mariana defona frenklin", itu adalah nama ibuku, ibu tercintaku yang mengurusku selama ini

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang