Chapter 1 - The Beginning

9 1 0
                                    

Josephine duduk atas bebatuan yang berjejer panjang. Matanya menerawang keatas melihat bulan merah yang terus memancarkan sinarnya sepanjang malam. Bulan itu mewakili hatinya saat ini. Bersinar terang dan indah. Kepala Josephine kembali dipenuhi oleh sosok Raphael yang sekarang sedang berbicara dengan orang-orangnya. Sosok asing yang telah membuatnya jatuh cinta hanya dalam hitungan menit. Mereka sama-sama seorang werewolf, dan itu hal yang sangat wajar.

Mata hijau gelapnya yang menatapnya tajam

Hidung tingginya

Bibir tipisnya yang memberinya kecupan hangat

Rambut pirangnya

Semuanya...

Josephine seperti remaja yang baru saja mengalami pubertas dan menyukai laki-laki populer serta tampan. "Kau akan ikut denganku ke wilayahku malam ini. Mereka harus menyambutmu sebagai Lunaku." Kata-kata itu terlintas lagi dikepala Josephine saat Raphael mengatakannya tepat sebelum membuatnya menunggu disini. Datang ke wilayah werewolf lain memang hal yang pernah dia lakukan sebelumnya sebagai tamu, tapi, datang ke wilayah werewolf lain sebagai seorang Luna, calon ratu, dan pasangan seorang Alpha, menjadi hal pertama yang membuat Josephine gugup hampir setengah mati. 

Raphael sangat sempurna dimata Josephine. Pemimpin yang berwibawa, pemimpin yang mengayomi anak buahnya dengan baik dan sosok penyayang yang dilihatnya sendiri. Josephine harus menjadi pendamping yang baik bagi Raphael. Luna yang bertanggung jawab bagi kawanan Raphael.

Suara teriakan menggema dikepala Josephine seketika menghancurkan lamunannya. Suara teriakan dan tangisan yang beradu memekakkan telinga syarat akan ketakutan mendalam. Suara itu sangat dikenalnya dan membuat Josephine segera beranjak. Pikirannya bagaikan navigasi mencari asal suara lalu nalurinya mengambil alih tanpa pikir panjang.

***

Josephine tiba disana. Matanya melebar. Bibirnya kelu seolah seseorang telah memotong lidanya. lututnya lemas dan ia telah menjatuhkan diri disana. Darah telah menggenang dimana-mana. Dan ia melihat seongok tubuh yang telah menjadi mayat. Lunanya. Ratunya di pack yang ditinggali Josephine serta keluarganya. Red Moon Pack.

Ibu Josephine memeluk kepala Luna Amelia di pangkuannya dengan menangis hebat penuh penyesalan. Tubuhnya dipenuhi luka cakaran yang dalam membuat hati Josephine ikut teriris. Sementara ayahnya tergeletak disebelah Luna Amelia dengan napas yang beradu kencang, luka yang merobek dada, kaki serta dipunggungnya menganga.

Air mata lolos begitu saja dari kedua mata Josephine. Ia memeluk ibunya yang tampak terpukul dengan kejadian ini.

"Mom..."

Tidak berangsur lama. Segerombolan Delta, tentara werewolf dari pack mereka datang didepan mereka dan berjejer rapi dengan tatapan yang campur aduk. Terkejut. Terpukul. Semuanya menjadi satu kala mereka melihat ratu mereka telah terbujur kaku dipenuhi oleh luka dan darah.

Tidak ada suara yang keluar selain teriakan dan tangisan Amarylis Wilhelm, ibu Josephine.

"Apa yang terjadi! Minggir kalian!" Teriakan seorang pria terdengar membelah barisan para Delta hingga membuatnya berdiri didepan.

Pria paruh baya itu seketika terdiam, wajahnya menunjukkan keterkejutannya yang kentara. Matanya yang tajam seolah mampu mengintimidasi Josephine disana. Amarah kemudian muncul bersamaan dengan kebencian olehnya.

"Bawa segerombol penghianat ini kembali ke pack. Pastikan tidak ada yang mencoba melarikan diri. Dan pastikan Alpha melihat hal keji yang telah dilakukan oleh mereka!" Titahnya tegas disertai tatapan kecewa membuat Josephine melebarkan mata tak percaya. Seluruh Delta, para pasukan tentara werewolf sempat terkejut dengan perintah dari sang Gamma, namun perintah tetap perintah.

BLUE IRISWhere stories live. Discover now